- Back to Home »
- Rasionalisme
Posted by : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
17 Jun 2014
Rasionalisme
Rasionalisme
adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat
terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengukur pengetahuan. Jika
empirisme mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami objek
empirs, maka rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara
berpikir. Alat dalam berpikir itu adalah kaidah-kaidah logis atau kaidah-kaidah
logika.
Rasionalisme
ada dua macam, yaitu dalam bidang agama dan filsafat. Dalam bidang agama
rasionalisme adlah lawan authoritas, sedang dalam bidang filsafat rasionalisme
adalah lawan empirisme.
Rasionalisme
dalam bidang agama biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama,
rasionalisme dalam bidang filsafat terutama berguna sebagai teori pengetahuan.
Sebagai lawan empirisme, rasionalisme berpendapat bahwa sebagian dan bagian
penting pengetahuan datang dari penemuan akal. Contoh yang paling jelas adalah
pemahaman kita tentang logika dan matematika.
Penemuan-penemuan
logika dan matematika begitu pasti. Kita tidak hanya melihatnya sebagai benar,
tetapi lebih dari itu kita melihatnya sebagai kebenaran yang tidak mungkin
salah, kebenarannya universal.
Sejarah
rasionalisme sudah tua sekali. Thales telah menerapkan rasionalisme dalam
filsafatnya. Ini dilanjutkan dengan jelas sekali pada orang-orang sofis dan
tokoh-tokoh penentangnya (Socrates, Plato, Aristoteles) dan juga beberapa tokoh
sesudah itu. Pada zaman modern filsafat, tokoh pertama rasionalisme adalah
Descrates yang kemudian muncul juga tokoh rasionalisme besar lainnya yaitu
Baruch Spinoza dan Leibniz. Setelah periode ini rasionalisme dikembangkan
secara sempurna oleh Hegel yang kemudian terkenal sebagai tokoh Rasionalisme
dalam sejarah.
Bagi
penganut rasionalisme, pengalaman mengandung nilai sebagai pelengkap dari akal.
Pengalaman dapat mendorong untuk mengadakan penelitian lebih lanjut untuk
mendapatkan kebenaran. Dalam hal ini, pengetahuan dan pendapat harus dibedakan.
Pengetahuan merupakan kegiatan akal yang dirangsang oleh indera, sedangkan
pendapat merupakan hasil penyimpulan yang didapatkan dari apa yang ditangkap
oleh indera mata. Ukuran kebenaran bagi seorang rasionalis adalah kemustahilan
untuk mengingkari hasil kerja rasio.
Pengaruh
keimanan yang begitu kuat pada Abad Pertengahan, yang tergambar dalam ungkapan credo ut intelligam, telah membuat para
pemikir ikut mengemukakan pemikiran yang berbeda dari pendapat tokoh gereja.
Telah dikemukakan bahwa tokoh rasionalis pertama adalah Descartes, ia tidak
puas dengan filsafat skolastik karena dipandang banyak pertentangan dan tidak
ada kepastian karena tidak ada metoda berpikir yang pasti. Descartes
mengemukakan metoda baru yakni metoda keragu-raguan. Descartes dengan
pemikirannya dikenal sebagai tokoh rasionalisme. Epistemologi yang dibangun
dalam rasionalismenya adalah:
1. Sumber
kebenaran
Dalam pandangan
Rasionalisme, sumber kebenaran yang diakui adalah akal. Hanya rasio yang dapat
membawa orang kepada kebenaran, yang benar hanyalah tindakan akal yang terang
benderang yang disebutnya pikiran yang terang benderang dan terpilah-pilah.
Idea terang benderang ini pemberian Tuhan sebelum orang dilahirkan (idea innatae/ ide bawaan). Menurut
pandangan aliran ini pengetahuan indera dianggap sering menyesatkan. Leibniz
salah seorang penganut Rasionalisme juga berpendapat sama, bahwa sumber
pengetahuan manusia adalah rasio, dan bukan pengalaman. Dari sumber sejati
inilah bisa diturunkan kebenaran yang umum dan mutlak.
2. Cara memperoleh kebenaran pengetahuan dalam
Rasionalisme
Rasionalisme adalah
paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting untuk
memperoleh pengetahuan. Menurut Descartes, kepastian tidak tergantung dari
objek yang dipelajari karena hal yang dialami bisa berubah sewaktu-waktu.
Begitulah terjadi bahwa metoda descartesmengembangkan aturan universal dari
pikiran manusia dan tidak mewahyukan corak dari dunia yang dipelajari. Bagi
Descartes hal tersebut dianggap mungkin, karena roh kita mempunyai idea innata (ide bawaan) atau ide yang
sudah ada waktu kita lahir. Berdasarkan idea
innata dan aturan dari pikiran yang logis tersebut seseorang mencapai
pengetahuan yang pasti. Ia menentang cara pendidikan yang pernah diterimanya
dan menyatakan akan menggunakan akal sebagai akal penyelidikan falsafi.
3. Ukuran
kebenaran pengetahuan dalam Rsionalisme
Menurut pemikiran Descartes, ukuran
kebenaran pengetahuan/kepastian tidak tergantung dari objek yang dipelajari,
karena hal yang dipelajari seseorang bisa berubah-ubah sewaktu-waktu. Aturan
yang logis adalah tidak menerima hal yang tidak eviden, menguraikan persoalan menjadi unsur-unsur persoalan,
menyusun pikiran mulai dengan yang sederhana naik sampai yang lebih sukar dan
menjadi yakin bahwa ada aturan dan corak. Formalisme dari logika abstrak tidak
berguna bagi ilmu. Ilmu pengetahuan berdasar intuisi dari subyek pengetahuan
yang hanya mengaku benar terhadap hal yang menampakkan dirinya dalam ide yang
nyata dan jelas. Jelas artinya sifat obyek yang dengan terang menampakkan
dirinya, idea distincts ialah ide yang diuraikan sampai unsur terakhir.
Daftar Puataka
Dra.
Siti Fatimah, M. Hum. 2010. Epistemologi
Modern. Cirebon; Nurjati IAIN-Publisher
Tafsir,
Ahmad. 2012. Filsafat Umum. Bandung;
PT. Remaja Rosdakarya