- Back to Home »
- Filsafat Abad Modern »
- Rene Descrates
Posted by : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
26 May 2014
Rene Descrates
Biografi Rene Descartes
Descrates dianggap sebagai bapak aliran filsafat modern. Disamping seorang tokoh rasionalisme, ia pun sebagai filosofot yang ajaran filsafatnya sangat popular, karena pandangannya yang tidak pernah goyah, tentang kebenaran tertinggi berada pada akal atau rasio manusia. Rasionalisme adalah paham filsafat yang menyatakan bahwa akal ( reason) adalah alat
terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut aliran rasionalis, suatu pengetahuan diperoleh
dengan cara berfikir. Para tokoh aliaran rasionalisme, diantaranya adalah Decrates (1596 – 1650 M), Spinoza( 1632 – 1677 M), dan Leibniz( 1646 – 1716 M). Aliran rasionalisme ada 2 macam, yaitu dalam bidang agama dan dalam bidang filsafat.
Descrates adalah orang inggris ayahnya anggota parlemen inggris. Pada tahun 1612 M, decrates pergi ke Perancis. Ia termaksud orang yang taat mengerjakan ibadah menurut ajaran katolik, tetapi ia juga menganut Galileo yang pada waktu itu masih ditentang oleh tokoh – tokoh gereja. Dari tahun 1629 M sampai tahun 1649 M ia menetap di Belanda.
Pendidikan pertama Rene Decrates di peroleh dari Yesult di La Fleche dari tahun 1604 – 1612. Ia memperoleh pengetahuan dasar tentang karya ilmiah latin dan yunani, bahasa Prancis, music dan acting. Dalam masa pendidikannya, Rene Decrates telah merasakan kebinggungan dalam memahami berbagai aliran dalam aliran filsafat yang saling berlawanan( Juhaya S Pradja, 2000 : 62 – 63).
Pada tahun 1612, Rene Decrates pergi ke Paris dan disana ia mendapatkan kehidupan sosial yang menjemuhkan sehingga ia mengucilkan diri ke faobourg Sain German untuk mengerjakan ilmu ukur. Pada tahun 1617, Decrates masuk kedalam tentara belanda. Tahun 1619,Decrates bergabung dengan tentara Bavaria. Selama musim dinggin antara tahun 1619 – 1620, dikota ini ia mempunyai pengalaman, yang kemudian di tuangkan dalam buku pertamananya Descours de La metekode. Salah satu pengalaman yang unik adalah tentang mimpi yang dialami sebanyak 3 kali dalam satu malam, yang dilukiskan oleh sebagian penulis bagaikan ilham dari tuhan( Juhaya S Pradja 2000 : 62 – 63).
Tahun 1621 Decrates berhenti dari medan perang, dan setelah berkelana ke italia lalu ia menetap di Paris( 1625) disinilah, ia menetap selama 2 tahun( 1629 – 1649) dalam iklim kebebasan berfikir. Di negeri inilah ia dengan leluasa menyusun karya – karyanya di bidang ilmu dan filsafat. Decrates adalah seorang penganut katolik yang jujur, sehingga sekalipun ia menganut “bid’ah” Galileo dan Copernicus tentang perputaran bumi dan infinitas alam semesta, bukunya yang berjudul if Monde( jagat) yang memuat ke dua teori itu, tidak ia terbitkan demi menjaga kewibawaan gereja katolik.
Decrates menghabiskan masa hidupnya di Swedia tatkala ia memenuhi undangan Ratu Chritine ia menginginkan pelajaran – pelajaran darinya. Pelajaran – pelajaran yang harus diajarkan setiap jam lima pagi menyebabkan decrates jatuh sakit yang menjemput ajalnya pada tahun 1650 sebelumia sempat menikah.Karya – karya decrates cukup banyak beberapa karyanya, antara lain adalah : discours de la methode( 1637) yang berarti uraian tentang metode yang isinya melukiskan perkembangan intelektualnya. Karya lainnya ialah Dioptrique ; la gfomaterie ; les meteoris meditationes de prima PHlosophia, Principia plulasopHa, le monde, L’homme, reguler ad dirsctione, De ia fermation dufoetus, dan sebagainya. Buku – buku yang berbahasa perancis ini pada umumnya telah di terjemahkan dalam bahasa – bahasa asing, khususnya bahasa inggris.( juhaya S, Pradja, 2000 : 64).
Pemikiran
Berbicara abad modern tidak akan lepas dari tokoh fenomenal yang sangat terkenal yaitu, Rene Descartes. Karena dialah yang melepaskan kebebasan berfilsafat dari hegemoni Agama. Zaman ini juga sering disebut dengan zaman Renaissance. Seiring dengan terbukanya untuk berfikir, maka pada abad ini banyak bermunculan aliran, diantaranya Rasionalisme, Empirisisme, Idealisme dan pecahan-pecahan dari tiga aliran tersebut. Dari semua aliran tersebut dapat dipahami kalau semua pemikiran mengacu pada pemikiran Yunani.
Masa Modern. Pada masa ini pemikiran filosofis seperti dilahirkan kembali dimana sebelumnya dominasi gereja sangat dominan yang berakibat pada upaya mensinkronkan antara ajaran gereja dengan pemikiran filsafat. Kebangkitan kembali rasio mewarnai zaman modern dengan salah seorang pelopornya adalah Descartes, dia berjasa dalam merehabilitasi, mengotonomisasi kembali rasio yang sebelumnya hanya menjadi budak keimanan.
1. Metode filsafat Rene decretes.
Diantara pemikiran Desacartes(1596-1650) yang penting adalah diktum kesangsian, dengan mengatakan Cogito ergo sum, yang biasa diartikan saya berfikir, maka saya ada. Dengan ungkapan
ini posisi rasio/fikiran sebagai sumber pengetahuan menjadi semakin kuat, ajarannya punya pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, segala sesuatu bisa disangsikan tapi subjek yang berfikir menguatkan kepada kepastian. Dalam perkembangnnya argumen Descartes(rasionalisme) mendapat tantangan keras dari para filosof penganut Empirisme seperti David Hume(1711-1776), John Locke(1632-1704). Mereka berpendapat bahwa pengetahuan hanya didapatkan dari pengalaman lewat pengamatan empiris.
Pertentangan tersebut terus berlanjut sampai muncul Immanuel Kant(1724-1804) yang berhasil membuat sintesis antara rasionalisme dengan empirisme.
Dalam karya decrates, ia menjelaskan pencarian kebenaran melalui metode keragu – raguan karyanya yang berjudul A Discaurse on Madehode mengemukakan perlunya memperhatikan empat hal berikut.
1. Kebenaran baru dinyatakan sahi jika telah benar – benar indrawi dan realitasnya telah jelas dan tegas( clearly and distincictly), sehingga tidak ada suatu keteranggan apapun yang mampu merobohkan nya.
2. Pecahkanlah setiap kesulitan atau masalah itu sampai sebanyak mungkin, sehingga tidak ada suatu keraguan apa pun yang mampu merobohkannya.
3. Bimbingan pikiran dengan teratur, dengan memulai dari hal yang sederhana dan mudah di ketahui, kemudian secara bertahap sampai pada yang paling sulit dan kompleks.
4. Dalam proses pencarian dan pemeriksaan hal – hal sulit selamanya harus dibuat perhitungan – perhitungan yang sempurna serta pertimbangan – pertimbangan yang menyeluruh sehingga di peroleh keyakinan bahwa tidak ada satu pun yang mengabaikan atau ketinggalan dalm penjelajahan itu.( juhaya S pradja, 2000 : 65).
Rene decrates tidak begitu saja menerima kebenaran atas dasar panca indra pada dasarnya, ia tetap bersih kukuh bahwa semua yang dilihatnya harus diragukan kebenarannya dan setiap yang telah dilihat jelas dan tegas harus dipilah – pilah hingga mendapat bagian – bagian yang kecil. Keraguan rene decretes sangat rasional, karena tidak ada perbedaan signifikan antara kenyataan dalam mimpi dan kenyataan ketika terjaga karena gambarannya sama.
2. Ide – ide bawaan
Yang paling fundamental dalam mencari kebenaran adalah senantiasa merujuk pada prinsip
Cogito ergo sum. Terdapat 3 ide bawaan saya sejak saya lahir, yaitu :
a. Pemikiran
b. Allah
c. Keluasan
3. Subtansi
Descartes yang menyimpulkan bahwa selain allah, ada 2 subtansi pertama, jiwa yang hakikatnya adalah pemikiran.kedua, materi yang hakikatnya adalah keluasaan.akan tetapi, karena descrates, menyangsikan adanya dunia di luar aku, ia mengalami banyak kesulitan untuk memuktikan keberadaanya.
4. Manusia
Descartes memandang manusia sebagai mahluk dualitas. Manusia terdiri dari dua subtansi :
jiwa dan tubuh. Jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasaan. Descrates menganut suatu dualisme tentang manusia. itulah sebabnya, Descartes mempunyai banyak kesulitan mengartikan
pengaruh tubuh atas juwa dan sebaliknya.
5. Kritik atas Rasionalisme Descrates.
Pandangan rene decretes tentang kebenaran berpusat pada “ aku “ adalah lahirkan kenisbian, karena setiap orang yang memiliki masing – masing akan memiliki hak untuk menyatakan ke3benarannya, alhasil, kenisbian akan beranak pinak.
Rasionalisme tidak lebih dari upaya semua “ aku “ untuk membuktikan kebenaran, tetapi semua ke akuan tidak berhasil menemukan titik temu terjebak oleh dunia relatifitas. Penganut empirisme begitu kecewa dengan rasionalisme, karena telah menghinakan empirisme, sementara rasionalisme meyakini bahwa kebenaran itu berpusat pada kepastian tentang pikiran diri sendiri, sementara salah satu diri sendiri adalah fungsi – fungsi indarawi, yang berhubungan dengan empirisme.
Penutup
Dapat di simpulkan bahwa filsafat menurut Rene descretes adalah aliran rasionalisme. Karena dialah yang melepaskan kebebasan berfilsafat dari hegemoni Agama. Zaman ini juga sering disebut dengan zaman Renaissance. Seiring dengan terbukanya untuk berfikir, maka pada abad ini banyak bermunculan aliran, diantaranya Rasionalisme, Empirisisme, Idealisme dan pecahanpecahan dari tiga aliran tersebut. Dari semua aliran tersebut dapat dipahami kalau semua pemikiran mengacu pada pemikiran Yunani.
Diantara pemikiran Desacartes(1596-1650) yang penting adalah diktum kesangsian, dengan mengatakan Cogito ergo sum, yang biasa diartikan saya berfikir, maka saya ada. Dengan ungkapan ini posisi rasio/fikiran sebagai sumber pengetahuan menjadi semakin kuat, ajarannya punya pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, segala sesuatu bisa disangsikan tapi subjek yang berfikir menguatkan kepada kepastian.
Dalam perkembangnnya argumen Descartes(rasionalisme) mendapat tantangan keras dari para filosof penganut Empirisme seperti David Hume(1711-1776), John Locke(1632-1704). Mereka berpendapat bahwa pengetahuan hanya didapatkan dari pengalaman lewat pengamatan empiris. Pertentangan tersebut terus berlanjut sampai muncul Immanuel Kant(1724-1804) yang berhasil membuat sintesis antara rasionalisme dengan empirisme, Kant juga dianggap sebagai tokoh sentral dalam zaman modern dengan pernyataannya yang terkenal sapere aude(berani berfikir sendiri), pernyataan ini jelas makin mendorong upaya-upaya berfikir manusia tanpa perlu takut terhadap kekangan dari Gereja.
Daftar Pustaka
Drs. Abdul, Atang dkk.2008.Filsafat Umum.Bandung : CV Pustaka Setia.