- Back to Home »
- Filsafat Yunani Kuno »
- Gorgias
Posted by : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
25 May 2014
Filsafat Gorgias
Biografi Gorgias
Gorgias lahir di Leontinoi, sisilia sekitar tahun 483 SM. Dia adalah murid Empedokles. Kemudian dia dipengaruhi oleh dialektika Zeno. Pada tahun 427 SM ia datang ke atena sebagai duta kota asalnya untuk meminta pertolongan melawan kota Syrakusa. Gorgias merupakan seorang legendaris
dan menjadi guru seni retorikasofis untuk tujuan politik dan hukum. Dia juga mempunyai empat karya tulis yaitu :
1. On Non –Keberadaan
2. Pertahanan Palamedes
3. The Encomium
4. Pada Helen dan Epitophios
Tetapi dalam tradisi Yunani diceritakan bahwa sesudah mengarang karya harus berbalik kepada filsafat sehingga Gorgias mulai mencurahkan perhatiannya kepada ilmu retorika. Ia juga mengarang dua pidato yang disisipkan sebagai contoh dalam suatu buku pegangan mengenain ilmu retorika yang dianggap sebagai seni untuk menyakinkan (the art of persuasion ). Oleh karena itu semua yang dikemukakan tidak hanya diarahkan kepada akal budi tetapi juag kepada penyentuhan perasaan. Dari hal tersebut ia terkenal sebagai orang yang pandai berdebat dan berpidato sehingga membuka sekolah yang disebut “Akademia”.
Sebagai sofis ia mengelilingi kota yunani terutama Athena. dia mengalami kesuksesan besar karena ia sangat luar biasa fasih dalam berpidato atau membujuk sehingga dijunjung tinggi sebagai guru dan mempunyai banyak murid. Gorgias meninggal dunia dalam usia 108 tahun sekitar tahun 375 SM.
Pemikiran
Gorgias adalah salah satu tokoh sofisme. Sofisme bukan merupakan suatu aliran atau ajaran tetapi lebih merupakan suatu gerakan dalam bidang intelektual yang disebabkan oleh pengaruh kepesatan minat orang terhadap filsafat. Ia adalah tokoh sofisme yang paling banyak mempunyai murid walaupun banyak tokoh-tokoh kecil seperti Hippias, Prodikos dan Kritias. Beliau terkenal karena mempunyai pendapat yang penting yaitu tentang bagaimana dapat menyakinkan orang lain agar dapat menerima pendapat kita. Dengan demikian dalam suatu perdebatan bukan bagaimana cara mencari kebenaran tetapi bagaimana cara memenangkan perdebatan. Ia juga mempunyai pemikiran-pemikiran yang penting yaitu:
a. mencari keterangan tentang asal usul yang ada.
b. bagaimana peran manusia sebagai makhluk yang mempunyai kehendak berfikir karena itulah yang nantinya akan menentukan sikap hidupnya.
c. norma yang sifatnya umum tidak ada dan yang ada adalah norma yang individualistis (subyektivisme).
d. kebenaran tidak dapat diketahui sehingga ia juga termasuk penganut skeptisisme.
Selain hal diatas, gorgias juga mengemukakan tiga proporsi yaitu 1). tidak ada yang ada, maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada. Hal itu disimpulkan oleh Zeno bahwa hasil pemikiran itu selalu tiba pada paradoks. Dan sesungguhnya realitas itu tunggal dan banyak, terbatas dan tidak terbatas, dicipta dan tidak dicipta. Oleh karena kontra diksi tidak dapat diterima maka menurutnya pemikiran ini lebih baik tidak menyatakan apa-apa tentang realistas. 2). Bila sesuatu itu ada, ia tidak akan dapat diketahui. Ini disebabkan bahwa pengindraan itu tidak dapat dipercaya dan hanya sebagai sumber ilusi. Akal menurutnya juga tidak mampu menyakinkannya tentang bahan alam semesta karena telah dikungkum oleh dilema subyektif. 3). Sekalipun realitas itu dapat diketahui, ia tidak akan dapat diberitahukan kepada orang lain itu menunjukkan bahwa kurangnya bahasa untuk mengkomunikasikan pengetahuan.
Meskipun demikian ada beberapa perbedaan pendapat dari beberapa tokoh terhadap aliran sofisme yaitu adanya anggapan bahwa aliran sofisme sebagai aliran yang merusak dunia filsafat tetapi sebaliknya aliran ini membawa pengaruh positif yang cukup terasa karena ia membangkitkan semangat berfilsafat, mengajarkan kepada orang-orang agar kita dapat berfikir secara kritis dan tidak memberikan jawaban final tentang etika agama dan metafisika.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa gorgias lahir di leontinoi, sisilia sekitar tahun 483 SM. Dia adalah murid Empedokles. Pada tahun 427 SM ia datang ke atena sebagai duta kota asalnya untuk meminta pertolongan melawan kota Syrakusa. Dia mempunyai empat karya tulis yaitu : On Non –Keberadaan, Pertahanan palamedes, the encomium, pada Helen dan Epitophios dan dua pidato yang disisipkan sebagai contoh dalam suatu buku pegangan mengenain ilmu retorika yang dianggap sebagai seni untuk menyakinkan (the art of persuasion ). Gorgias meninggal dunia pada usia 108 tahun sekitar tahun 375 SM.
Gorgias adalah salah satu tokoh sofisme yang paling banyak mempunyai murid. Beliau terkenal karena mempunyai pendapat yang penting yaitu tentang bagaimana dapat menyakinkan orang lain agar dapat menerima pendapat kita sehingga dalam suatu perdebatan bukan bagaimana cara mencari kebenaran tetapi bagaimana cara memenangkan perdebatan. Ia juga mempunyai pemikiran-pemikiran yang penting yaitu mencari keterangan tentang asal usul yang ada, bagaimana peran manusia sebagai makhluk yang mempunyai kehendak berfikir karena itulah yang nantinya akan menentukan sikap hidupnya, norma yang sifatnya umum tidak ada dan yang ada adalah norma yang individualistis (subyektivisme), kebenaran tidak dapat diketahui sehingga ia juga termasuk penganut skeptisisme. Gorgias juga mengemukakan tiga proporsi yaitu 1). tidak ada yang ada, 2). Bila sesuatu itu ada, ia tidak akan dapat diketahui, 3). Sekalipun realitas itu dapat diketahui, ia tidak akan dapat diberitahukan kepada orang lain.
Biografi Gorgias
Gorgias lahir di Leontinoi, sisilia sekitar tahun 483 SM. Dia adalah murid Empedokles. Kemudian dia dipengaruhi oleh dialektika Zeno. Pada tahun 427 SM ia datang ke atena sebagai duta kota asalnya untuk meminta pertolongan melawan kota Syrakusa. Gorgias merupakan seorang legendaris
dan menjadi guru seni retorikasofis untuk tujuan politik dan hukum. Dia juga mempunyai empat karya tulis yaitu :
1. On Non –Keberadaan
2. Pertahanan Palamedes
3. The Encomium
4. Pada Helen dan Epitophios
Tetapi dalam tradisi Yunani diceritakan bahwa sesudah mengarang karya harus berbalik kepada filsafat sehingga Gorgias mulai mencurahkan perhatiannya kepada ilmu retorika. Ia juga mengarang dua pidato yang disisipkan sebagai contoh dalam suatu buku pegangan mengenain ilmu retorika yang dianggap sebagai seni untuk menyakinkan (the art of persuasion ). Oleh karena itu semua yang dikemukakan tidak hanya diarahkan kepada akal budi tetapi juag kepada penyentuhan perasaan. Dari hal tersebut ia terkenal sebagai orang yang pandai berdebat dan berpidato sehingga membuka sekolah yang disebut “Akademia”.
Sebagai sofis ia mengelilingi kota yunani terutama Athena. dia mengalami kesuksesan besar karena ia sangat luar biasa fasih dalam berpidato atau membujuk sehingga dijunjung tinggi sebagai guru dan mempunyai banyak murid. Gorgias meninggal dunia dalam usia 108 tahun sekitar tahun 375 SM.
Pemikiran
Gorgias adalah salah satu tokoh sofisme. Sofisme bukan merupakan suatu aliran atau ajaran tetapi lebih merupakan suatu gerakan dalam bidang intelektual yang disebabkan oleh pengaruh kepesatan minat orang terhadap filsafat. Ia adalah tokoh sofisme yang paling banyak mempunyai murid walaupun banyak tokoh-tokoh kecil seperti Hippias, Prodikos dan Kritias. Beliau terkenal karena mempunyai pendapat yang penting yaitu tentang bagaimana dapat menyakinkan orang lain agar dapat menerima pendapat kita. Dengan demikian dalam suatu perdebatan bukan bagaimana cara mencari kebenaran tetapi bagaimana cara memenangkan perdebatan. Ia juga mempunyai pemikiran-pemikiran yang penting yaitu:
a. mencari keterangan tentang asal usul yang ada.
b. bagaimana peran manusia sebagai makhluk yang mempunyai kehendak berfikir karena itulah yang nantinya akan menentukan sikap hidupnya.
c. norma yang sifatnya umum tidak ada dan yang ada adalah norma yang individualistis (subyektivisme).
d. kebenaran tidak dapat diketahui sehingga ia juga termasuk penganut skeptisisme.
Selain hal diatas, gorgias juga mengemukakan tiga proporsi yaitu 1). tidak ada yang ada, maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada. Hal itu disimpulkan oleh Zeno bahwa hasil pemikiran itu selalu tiba pada paradoks. Dan sesungguhnya realitas itu tunggal dan banyak, terbatas dan tidak terbatas, dicipta dan tidak dicipta. Oleh karena kontra diksi tidak dapat diterima maka menurutnya pemikiran ini lebih baik tidak menyatakan apa-apa tentang realistas. 2). Bila sesuatu itu ada, ia tidak akan dapat diketahui. Ini disebabkan bahwa pengindraan itu tidak dapat dipercaya dan hanya sebagai sumber ilusi. Akal menurutnya juga tidak mampu menyakinkannya tentang bahan alam semesta karena telah dikungkum oleh dilema subyektif. 3). Sekalipun realitas itu dapat diketahui, ia tidak akan dapat diberitahukan kepada orang lain itu menunjukkan bahwa kurangnya bahasa untuk mengkomunikasikan pengetahuan.
Meskipun demikian ada beberapa perbedaan pendapat dari beberapa tokoh terhadap aliran sofisme yaitu adanya anggapan bahwa aliran sofisme sebagai aliran yang merusak dunia filsafat tetapi sebaliknya aliran ini membawa pengaruh positif yang cukup terasa karena ia membangkitkan semangat berfilsafat, mengajarkan kepada orang-orang agar kita dapat berfikir secara kritis dan tidak memberikan jawaban final tentang etika agama dan metafisika.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa gorgias lahir di leontinoi, sisilia sekitar tahun 483 SM. Dia adalah murid Empedokles. Pada tahun 427 SM ia datang ke atena sebagai duta kota asalnya untuk meminta pertolongan melawan kota Syrakusa. Dia mempunyai empat karya tulis yaitu : On Non –Keberadaan, Pertahanan palamedes, the encomium, pada Helen dan Epitophios dan dua pidato yang disisipkan sebagai contoh dalam suatu buku pegangan mengenain ilmu retorika yang dianggap sebagai seni untuk menyakinkan (the art of persuasion ). Gorgias meninggal dunia pada usia 108 tahun sekitar tahun 375 SM.
Gorgias adalah salah satu tokoh sofisme yang paling banyak mempunyai murid. Beliau terkenal karena mempunyai pendapat yang penting yaitu tentang bagaimana dapat menyakinkan orang lain agar dapat menerima pendapat kita sehingga dalam suatu perdebatan bukan bagaimana cara mencari kebenaran tetapi bagaimana cara memenangkan perdebatan. Ia juga mempunyai pemikiran-pemikiran yang penting yaitu mencari keterangan tentang asal usul yang ada, bagaimana peran manusia sebagai makhluk yang mempunyai kehendak berfikir karena itulah yang nantinya akan menentukan sikap hidupnya, norma yang sifatnya umum tidak ada dan yang ada adalah norma yang individualistis (subyektivisme), kebenaran tidak dapat diketahui sehingga ia juga termasuk penganut skeptisisme. Gorgias juga mengemukakan tiga proporsi yaitu 1). tidak ada yang ada, 2). Bila sesuatu itu ada, ia tidak akan dapat diketahui, 3). Sekalipun realitas itu dapat diketahui, ia tidak akan dapat diberitahukan kepada orang lain.
1 Comments
Keren pembahasan nya
ReplyDelete