.


Posted by : Fitrah Ali Yusuf Abdillah 26 May 2014

Blaise Pascal


Biografi Blaise Pascal (1623-1662)
Blaise Pascal lahir pada tanggal 19 juni 1623 di Clermont-Ferrand, Perancis. Blaise sejak kecil dikenal sebagai seorang anak yang cerdas walaupun ia tidak menempuh pendidikan di sekolah secara resmi. Di usia 12 tahun ia sudah bisa menciptakan sebuah mesin penghitung untuk membantu pekerjaan ayahnya. Nama ayahnya adalah Etienne Pascal. Ayahnya adalah seorang petugas penarik pajak yang bekerja di wilayah Auvergne, Perancis. Sejak usia empat

tahun Blaise Pascal telah kehilangan ibunya. Karya-karyanya terus bertambah mulai dari merancang bangunan segienam ( hexagram), menemukan prinsip kerja barometer, system kerja arloji, hingga ikut terlibat dalam pembuatan system transportasi bawah tanah kota paris. Minat utamanya ialah filsafat dan agama. Sedangkan hobinya yang lain adalah matematika dan gemetri proyektif. Bersama dengan Pierre de Fermat menemukan teori tentang probabilitas. Pada walnya minat riset dari Pascal lebih banyak pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan, di mana dia telah berhasil menciptakan mesin penghitung yang dikenal pertama kali. Mesin itu hanya dapat menghitung.
Awalnya Pascal tidak berminat pada hal-hal yang berhubungan dengan agama. Ia kemudian mengalami peristiwa pertobatan pada usia 23 tahun. Sejak peristiwa itu, Blaise Pascal kemudian mengubah pola hidupnya dengan tekun berdoa dan berpuasa. Tidak hanya itu saja, ia bahkan ikut bergabung dengan komunitas biara Port-Royal yang beraliran Jansenisme. Saudara perempuannya yang bernama Jacqualine adalah seorang Biarawati di biara itu. Blaise Pascal pernah menyatakan kritiknya terhadap Ordo Yesuit melalui tulisantulisannya yang terkenal yaitu Lettres provincials yang di tulisnya pada tahun 1656. Menurutnya ajaran-ajaran Yesuit juga dinilai terlalu longgar dalam hal moral dan akibatnya kekristenan menjadi duniawi. Ia meninggal dunia pada tanggal 9 Agustus 1662 dalam usia 39 tahun tanpa penyebab kematian yang jelas.

Pemikiran
Pada tahun 1654 tanggal 23 tengah malam Blasé Pascal mengalami Fana atau spiritual illumination , sambil menjerit histeris ia berkata:
God of Abraham, God of Isaac, God of Yacub, not of philosophers and the learned. Certitude, certitude. Joy, peace. God of Jesus Christ Let me never be sparated from him.
Setelah peristiwa itu Blaise Pascal mengkonsentrasikan dirinya pada pengabdian sepenuhnya dalam aktivitas keagamaan. Blaise Pascal mempunyai beberapa pemikiran tentang:
1. Le Coeur ( Hati)
“Le couer a ses raison ne connait point” yang artinya bahwa hati mempunyai alas analasan yang tidak dimengerti oleh rasio. Hal ini adalah ungkapan Blaise Pascal yang sangat terkenal. Dengan pernyataan ini Pascal tidak bermaksud menunjukkan bahwa rasio dan hati itu bertentangan. Hanya saja menurut Pascal, rasio atau akal manusia tidak akan sanggup untuk memahami semua hal. Baginya “hati” (Le Coeur ) manusia adalah jauh lebih penting. Hati yang dimaksud oleh Pascal tidak semata-mata berarti emosi. Hati adalah pusat dari segala aktivitas jiwa manusia yang mampu menangkap sesuatu secara spontan dan intuitif. Rasio manusia hanya mampu membuat manusia memahami kebenaran-kebenaran matematis dan ilmu alam. Dengan demikian hati manusia akan mampu memahami apa yang lebih jauh daripada itu yaitu pengetahuan tentang Allah.
Kebenaran tidak hanya diketahui oleh akal saja akan tetapi juga dengan hati, bahkan menurut Pascal untuk dapat mengenal Allah secara langsung manusia harus menggunakan hati. Dengan demikian Pascal hendak menegaskan bahwa rasio manusia itu memiliki batas sedangkan iman tidak terbatas. Filsafat manusia menurut Pascal adalah berbahaya. Bila kita mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki sifat-sifat rendah dengan tidak mengakui ketinggiannya, sama berbahayanya bila kita mengakui ketinggian manusia tanpa mengakui pula sifat rendahnya, lebih berbahayanya lagi bila kita tidak mengakui ketinggian dan kerendahan manusia. Jadi dalam pandangan Pascal, manusia itu kontradiktif. Rasjdi menguatkan pendapat Pascal tersebut dengan mengatakan bahwa sebaiknya kita menunjukkan dua sikap manusia yang bertentangan seperti apakah manusia itu bebas atau terpaksa, apakah mansia itu tunduk pada akal atau pada wahyu.
Pascal berkata, Manusia besar karena pikirannya dan kesadaran refleksinya. Tetapi ada hal-hal yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh pikiran manusia adalah pikiran manusia itu sendiri. Menurut Pascal, manusia adalah makhluk yang rumit dan kaya akan variasi serta mudah berubah. Karena itu matematika tidak akan mampu menjadi alat untuk memahami manusia. Ia juga beranggapan bahwa pikiran dan logika serta metafisika tidak mungkin dapat dijadikan alat untuk memahami manusia. Baginya, alat-alat itu hanya ddapat digunakan untuk memahami objek-objek yang bebas kontradoksi, yaitu yang memiliki sifat yang konsisten. Sedangkan manusia adalah makhluk yang penuh kontradiksi. Karena ketidakmampuan filsafat dan alat-alat lain untuk memahami manusi, maka satu-satunya jalan memahami manusia yaitu dengan melalui Agama.
2. Le Pari ( Pertaruhan)
Le Pari atau pertaruhan adalah Argumen Pascal lainnya yang terkenal. Gagasan ini
terkait dengan persoalan mengenai ada tidaknya Allah dalam sejarah filsafat. Ada orangorang
yang skeptic yang kerap kali mencemooh orang-orang Kristen yang percaya bahwa

Allah itu ada sementara mereka sendiri tidak dapat membuktikan secara rasional bahwa Allah itu ada. Kemudian ia membuat sebuah pertaruhan mengenai ada atau tidaknya Allah. Dalam hal ini Pascal mengambil posisi sebagai orang yang percaya akan adanya Allah. Alasannya, bila ternyata Allah memang ada, orang-orang yang percaya kepada Allah akan menang dan hidup berbahagia bersama Allah yang diimani di surga kelak. Sementara bila ternya Allah memang tidak ada dan orang-orang percaya kalah maka mereka akan menderita kerugian apapun. Hidup baik yang telah mereka jalani selama berada du dunia sudah merupakan keutamaan yang membuat kehidpan mereka dan orang lain bahagia.
Dalam filsafat Ketuhanan, problem pengetahuan menurut Pascal pada akhirnya menjadi problem agama. Karena itu hanya adengan menyerahkan diri kepada Tuhan dan menerima wahyu-Nya kita dapat mencapai pengetahuan. Capaian tertinggi menurut Pascal adalah sains dan matematika akan berakhir pada ketidaksamaan bila tanpa menggunakan intuisi. Di sini kelihatan persamaan Pascal dengan Agustinus yang mengatakan bahwa rasio tidak dapat menunjukkan jalan kebenaran dan kebijaksanaan. Kesamaan Pascal dalam hal ini dengan Montaigne kelihatan juga. Montaigne berpendapat bahwa akal terbatas dan manusia harus menyerahkan diri sepenuhnya pada Tuhan serta harus percaya pada pikiran hati ( reason of the heart) yang di anugerahkan Allah kepada manusia.
Pengetahuan tentang agama memang rumit. Pascal menganggap bahwa unsur-unsur pokok agama adalah kesamaran-kesamaran dan kita tidak mampu menangkapnya secara keseluruhan. Pandangan Pascal ini sama dengan Kierkegaard tatkala ia mengatakan bahwa kehidupan religious adalah kehidupan yang sangat paradox. Bagi Kierkegaards usaha untuk melonggarkan paradox itu hanya akan menghasilkan pengingkaran dan penghancuran kehidupan religious. Kata Pascal, Filsafat dapat melakukan apa saja. Tetapi hasilnya tidak sempurna. Kesempurnaan itu ada pada iman. Sehebat apapun manusia berfikir ia tidak akan memperoleh kepuasan karena memang manusia memiliki logika yang kemampuannya melampoi logika itu sendiri. Berkenaan dengan usaha mencari Tuhan, Pascal tidak menggunakan argument metafisika, karena disamping tidak termasuk bidang geometri juga tidak akan memiliki pengaruh apa-apa terhadap keimanan seseorang. Pascal menafikan
metafisika dan solusinya adalah “ Kembalikan persoalan ke-Tuhanan kepada jiwa”.

Karya-karya dan Tulisan
Karya-karya terbesar Pascal di dalam Thoughts atau Pensees-nya, diterbitkan pada tahun 1670 yang sering ditulis pada potongan-potongan kertas jelek. Karya-karya itu dimaksudkan untuk dibaca oleh para skeptik dan rasionalis. Blaise Pascal memiliki karya –karya yang sangat terkenal antara lain:
1. The Lettres Provinciales (Surat-surat ke Daerah)
Karya tulis ini ditulisnya tanpa mencantumkan namanya. Surat-surat ini berisi pembelaan Pascal terhadap Antonie Arnauld, seorang pemimpin gerakan Jansenisme yang diadili di Sorbonne oleh karena pandangan-pandangannya dianggap berbahaya. Ini sekaligus menjadi tulisan Pascal yang menyerang kaum Yesuit.
2. The Pensees
Karya tulsi ini berisikan kumpulan pemikiran-pemikiran Pascal yang sering ditulis pada secarik kertas. Melalui Pensees, Pascal hendak mengajukan suatu apologia atau pembelaan agama Kristen kepada orang-orang yang tidak percaya akan keberadaan Allah terutama kaum rasionalis. Ini merupakan usaha pembelaan terhadap kekristenan yang pertama dilakukan di zaman modern.
Adapun karya-karya yang lainnya dari Blaise Pascal antara lain berupa tulisan-tulisan
yaitu:
1. On the Conversion of a Sinner (Sur la conversion du pecheur, 1653)
Pascal memberikan garis besar proses pertobatan seseorang. Manusia menyadari bahwa segala hal duniawi akan binasa sedangkan kebaikan Ilahi tidak akan sirna. Oleh karena itu, pencarian akan Allah diawali dengan berbagai aspek penciptaan sampai seseorang menemukan Allah itu sendri. Dalam penemuan akan Allah, manusia akan menyadari bahwa dirinya tidak memiliki apa-apa. Hal ini akan mendorongnya untuk menyembah-Nya, bersyukur, berusaha menyenangkan-Nya, dan terus memohon petunjuk dari-Nya.
2. Abridgement of the Life of Christ (Abrege de la vie de Jesus-Christ 1655)
Karya ini memaparkan bahwa manusia tidak dapat menuliskan sejarah suci sampai keempat rasul dianugerahi wahyu untuk melakukannya. Suatu kronologi yang disusun sebaik nubuatan akan Kristus turut disertakan dalam karya ini.
3. On the Comparison between the Christians of Early Times and Those of Today ( Comparison des Chretiens des Premiers temps avec ceuxd’aujourd’hui. 1657) Pascal menyatakan bahwa kualitas orang-orang Kristen kontemporer lebih rendah daripada orang-orang Kristen pada abad mula-mula. Ia mengemukakan alasannya, yaitu bahwa orang-orang Kristen kontemporer dibaptis ketika masih anak-anak dan tidak menerima pengajaran rohani dan rasa menyesal akan dosa yang dibutuhkan dalam baptisan pada masa kekristenan awal. Tanpa pengajaran seperti ini, orang-orang percaya
pada masa ini tidak akan pernah sungguh-sungguh melepaskan dunia.
4. On the Geonetrical Mind ( De’l Esprit Geometrique, 1658)
Bagian pertama esai ini menggambarkan bagaimana geometri terdiri dari definisi akan segala hal dan bagaimana manusia begitu direndahkan oleh posisinya dalam dunia yang sedemikian luas, menurut jumlah dan pergerakannya. Bagian kedua menjelaskan secara detail seni persuasif, yang bertujuan menjelaskan seluruh terminologi dan kemudian membuktikan segala sesuatu yang dapat dibuktikan sesuai definisi terminologi tersebut. Pascal meyakini bahwa metode geometrik sejalan dengan logika dan retorika tradisional.
5. Prayer Asking God for the Right Use of Illness (Priere pour demander a Dieu le bon usage des maladies, 1658) Pascal memulai tulisan ini dengan meminta anugerah, pertobatan, penyesalan dosa,
cinta kasih, dan harapan akan berkat. Pascal memercayai bahwa penyakitnya merupakan hukuman akan perbuatannya di masa lalu, suatu teguran bahwa hal-hal duniawi dapat binasa. Pascal berharap bahwa penyakitnya merupakan gambaran penderitaan Kristus 
6. Writing on the Signing of the Formulary (Ecrit sur la signature du formulaire, 1661)
Pascal mengutarakan tiga cara untuk menjawab dakwaan Paus terhadap Jansenis: tanda tangani dakwaan tersebut, dengan demikian mendakwa Jansenis, Santo Augustinus, dan doktrin anugerah yang mujarab; tanda tangani, tapi eksklusifkan doktrin Jansenis, yang artinya menyelamatkan Jansenis dan anugerah yang mujarab; atau tanda tangani tanpa menjelaskan doktrin mana yang tidak berguna dan dianggap menjijikkan.

Kesimpulan
Pengetahuan diperoleh melalui dua jalan yaitu pertama adalah akal (reason) dan kedua adalah hati (heart). Hati memiliki logika tersendiri. Unsur terpenting dalam manusia yang kontradiksi yaitu satu-satunya jalan memahami manusia ialah jalan agama, pengetahuan – pengetahuan rasional tidak mampu menyingkap manusia. Pengetahuan rasional itu hanya mempu menangkap onjek-objek yang bebas dari kontradiksi. Tuhan juga tidak dapat dipahami melalui argumentasi metafisika, Tuhan hanya dapat dipahami melalui hati.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Ensiklopedia Tasawuf Filsafat dan Informatika FFSS - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Fitrah Ali Yusuf -