- Back to Home »
- Empirisme
Posted by : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
17 Jun 2014
Empirisme
Beberapa pemahaman tentang pengertian empirisme cukup beragam, namun intinya adalah pengalaman.
Di antara pemahaman tersebut antara lain:
Empirisme
adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan
bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika
dilahirkan. Empirisme lahir di Inggris dengan tiga eksponennya adalah
David Hume, George Berkeley dan John Locke.
Empirisme secara etimologis berasal dari kata bahasa Inggris empiricism dan experience. Kata-kata ini berakar dari kata bahasa Yunani έμπειρία (empeiria) yang berarti pengalaman Sementara
menurut A.R. Laceyberdasarkan akar katanya Empirisme adalah aliran
dalam filsafat yangberpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan
atau parsial didasarkankepada pengalaman yang menggunakan indera.
Para
penganut aliran empiris dalam berfilsafat bertolak belakang dengan para
penganut aliran rasionalisme. Mereka menentang pendapat-pendapat para
penganut rasionalisme yang didasarkan atas kepastian-kepastian yang
bersifat apriori. Menurut pendapat penganut empirisme, metode ilmu
pengetahuan itu bukanlah bersifat a priori tetapi posteriori, yaitu
metode yang berdasarkan atas hal-hal yang datang, terjadinya atau adanya
kemudian.
Bagi
penganut empirisme sumber pengetahuan yang memadai itu adalah
pengalaman. Yang dimaksud dengan pengalaman disini adalah pengalaman
lahir yang menyangkut dunia dan pengalaman bathin yang menyangkut
pribadi manusia. Sedangkan akal manusia hanya berfungsi dan bertugas
untuk mengatur dan mengolah bahan-bahan atau data yang diperoleh melalui
pengalaman.
B. Ajaran-ajaran pokok Empirisme Yaitu:
a. Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami.
b. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau rasio.
c. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data inderawi.
d. Semua
pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara tidak
langsung dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran definisional
logika dan matematika).
e. Akal
budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas
tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita.
Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan bahan yang di peroleh dari
pengalaman.
f. Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.
C. Beberapa Jenis Emperisme
1. Empirio-Kritisisme
Disebut
juga Machisme. Sebuah aliran filsafat yang bersifat
subyaktif-idealistik. Aliran ini didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti
aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian pengalaman dari
konsep substansi, keniscayaan, kausalitas, dan sebagainya, sebagai
pengertian apriori. Sebagai gantinya aliran ini mengajukan konsep dunia
sebagai kumpulan jumlah elemen-elemen netral atau sensasi-sensasi
(pencerapan-pencerapan). Aliran ini dapat dikatakan sebagai kebangkitan
kembali ide Barkeley dan Hume tatapi secara sembunyi-sembunyi, karena
dituntut oleh tuntunan sifat netral filsafat. Aliran ini juga anti
metafisik.
.. Empirisme Logis
Analisis
logis Modern dapat diterapkan pada pemecahan-pemecahan problem
filosofis dan ilmiah. Empirisme Logis berpegang pada pandangan-pandangan
berikut:
a) Ada
batas-batas bagi Empirisme. Prinsip system logika formal dan prinsip
kesimpulan induktif tidak dapat dibuktikan dengan mengacu pada
pengalaman.
b) Semua
proposisi yang benar dapat dijabarkan (direduksikan) pada
proposisi-proposisi mengenai data inderawi yang kurang lebih merupakan
data indera yang ada seketika
c) Pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat kenyataan yang terdalam pada dasarnya tidak mengandung makna.
3. Empiris Radikal
Suatu
aliran yang berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat dilacak sampai
pada pengalaman inderawi. Apa yang tidak dapat dilacak secara demikian
itu, dianggap bukan pengetahuan. Soal kemungkinan melawan kepastian atau
masalah kekeliruan melawan kebenaran telah menimbulkan banyak
pertentangan dalam filsafat. Ada pihak yang belum dapat menerima
pernyataan bahwa penyelidikan empiris hanya dapa memberikan kepada kita
suatu pengetahuan yang belum pasti (Probable). Mereka mengatakan bahwa
pernyataan- pernyataan empiris, dapat diterima sebagai pasti jika tidak
ada kemungkinan untuk mengujinya lebih lanjut dan dengan begitu tak ada
dasar untuk keraguan. Dalam situasi semacam ini, kita tidak hanya
berkata: Aku merasa yakin (I feel certain), tetapi aku yakin.
Kelompok falibisme akan menjawab bahwa: tak ada pernyataan empiris yang
pasti karena terdapat sejumlah tak terbatas data inderawi untuk setiap
benda, dan bukti-bukti tidak dapat ditimba sampai habis sama sekali.
Metode
filsafat ini butuh dukungan metode filsafat lainnya supaya ia lebih
berkembang secara ilmiah. Karena ada kelemahan-kelemahan yang hanya bisa
ditutupi oleh metode filsafat lainnya. Perkawinan antara Rasionalisme
dengan Empirisme ini dapat digambarkan dalam metode ilmiah dengan
langkah-langkah berupa perumusan masalah, penyusunan kerangka berpikir,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan.
D. Tokoh-tokoh Empirisme
Aliran
empirisme dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobes
(1588-1679), namun mengalami sistematisasi pada dua tokoh berikutnya,
John Locke dan David Hume