- Back to Home »
- Filsafat Yunani Kuno »
- Parmenides
Posted by : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
25 May 2014
Parmenides
Nama : Parmenides
Lahir : 540 SM
Meninggal : 470 SM
Aliran / tradisi : Mazhab / Elea
Minat utama : Metafisika / Ontologi
Gagasan penting : Tentang “ yang ada”
Dipengaruhi : Ameinias, Phytagoras, Xenophanes dari Kholopon,
Herakleitos
Mempengaruhi : Zeno, Melissos, Sokrates, Plato, Aritoteles, Spinoza,
Nietzsche, Heidegger.
Pemikiran Parmanides
Parmanides adalah salah seorang tokoh relativisme yang penting. Beliau dapat dikatakan sebagai filosof pertama dalam pengertian modern. Di sisi lain, Parmanides merupaka tokoh filosof yang terkenal. Parmanides menuliskan filsafat karyanya, ke dalam bentuk puisi.
Parmanides merupakan orang pertama yang memikirkan mengenai hakekat tentang ada ( being ). Banyak para filosof lain yang menggunakan sistem pemikiran dari Parmanides misalnya saja Plato. Dalam hal ini, Plato dipengaruhi doktrin Parmides. Di samping itu, Parmanides juga banyak dihargai oleh para filsof lainnya serta mengakui sistem pemikiran darinya. Beliau mempunyai pemikiran yang bertentangan dengan Herakleitos yang berkaitan dengan ( yang ada ). Menurut Heraklitos sesuatu yang ada itu bisa berubah sedangkan menurut Parmides sesuatu (Yang ada) tidak berubah ,tetap , satu, umum dan tidak dapat dibagi - bagi. Seluruh sistem pemikiran yang digunakan Parmanides adalah berdasarkan diduksi logis.
Adapun pemikiran dari Parmanides, “Yang Ada” adalah merupakan kebenaran yang tidak dapat disangkal. Bila ada yang menyangkalnya maka akan jatuh kontradiksi. Di samping itu Parmanides mengungkapkan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pemikirannya tersebut ;
a. Apa standar kebenaran ?
b. Apa ukuran realitas?
c. Bagaimana hal itu dapat di pahami ?
Kemudian beliau menjawab bahwa ukuranya ialah logika yang konsisten. Pernyataan tersebut di ungkapkan dalam The Way of Truth Parmanides. Dalam pernyataan di atas Parmanides memberikan contoh atau ilustrasi supaya mudah dipahami yang berkaitan dengan Tuhan. Ada tiga cara berfikir mengenahi Tuhan :
a. Ada
b. Tidak ada
c. Ada dan Tidak ada
Dari tiga poin di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Ada. Maksudnya adalah tidak mungkin menyakini yang tidak ada.
b. Tidak ada. Maksudnya adalah sebagian ada karena yang tidak ada pastilah tidak ada.
c. Ada dan Tidak. Maksudnya adalah tidak mungkin itu ada sekaligus tidak ada.
Jadi, menurut Pamanides yang ada atau (being) adalah kebenaran yang tidak dapat disangkal. Yang ada ( being) itu mempunyai ciri khusus tidak berubah, tidak bergerak dan tidak dapat disangkal. Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas, jika suatu pendapat atau benar tidaknya suatu pendapat dapat diukur dengan logika. Maka dari itu, bahwa ukuran – ukuran kebenaran itu adalah akal manusia. Dengan kata lain “yang ada” itu dapat dikatakan dan difikirkan, dan sebenarnya Parmanides menyamakan antara yang ada dengan pemikiran atau akal budi.
Sering dikatakan bahwa Parmanides telah menemukan ilmu logika, tetapi yang sebetulnya beliau ciptakan adalah metafisika yang didasarkan pada logika. Metafisika merupakan cabang dari filsafat yang menyelidiki gerak atau perubahan (“yang ada”). Pemikiran Parmanides membuka hal atau sesuatu yang baru dalam sejarah filsafat yunani.
Secara umum perkembangan pemikiran Parmanides salah satu tokoh filsof yunani kuno sampai dengan sekarang hasil pemikirannya atau ilmunya masih diguna hingga zaman modern seperti sekarang. Tidak hanya itu saja, zaman dahulu pun pemikiran
Parmanides banyak dihargai dan diikuti oleh ahli filsof yang lainnya seperti Plato dalam sejarah filsafat yunani kuno. Pemikiran Parmanides memberikan banyak manfaat terhadap perkembangan filsafat.
Kesimpulan
Dalam sejarah filsafat yunani kuno Parmanides adalah salah seorang tokoh relativisme yang penting. Beliau merupakan sosok yang terkanal pada zamannya. Parmanides merupakan orang pertama yang memikirkan hakekat tentang yang ada (being). Parmanides memberikan ilustrasi sederhana yang berkaitan dengan Tuhan dengan tiga cara berfikir sebagai berikut; ada, tidak ada, ada dan tidak ada.Pertama, ada maksudnya tidak mungkin menyakini yang tidak ada. Kedua, tidak ada maksudnya sebagian ada karena yang tidak ada pasti tidak ada. Ketiga, ada dan tidak ada maksudnya tidak mungkin itu ada sekaligus tidak ada. Jadi, yang tidak ada itu tidak ada, sehingga hanya (yang ada) dapat dikatakan ada. (Yang ada ) tidak dapat disangkal, tetap, atau tidak berubah. Dengan kata lain “yang ada” itu dapat dikatakan dan difikirkan, dan sebenarnya Parmanides menyamakan antara yang ada dengan pemikiran atau akal budi. Itu semua merupakan pemikiran Parmanides.
Nama : Parmenides
Lahir : 540 SM
Meninggal : 470 SM
Aliran / tradisi : Mazhab / Elea
Minat utama : Metafisika / Ontologi
Gagasan penting : Tentang “ yang ada”
Dipengaruhi : Ameinias, Phytagoras, Xenophanes dari Kholopon,
Herakleitos
Mempengaruhi : Zeno, Melissos, Sokrates, Plato, Aritoteles, Spinoza,
Nietzsche, Heidegger.
Pemikiran Parmanides
Parmanides adalah salah seorang tokoh relativisme yang penting. Beliau dapat dikatakan sebagai filosof pertama dalam pengertian modern. Di sisi lain, Parmanides merupaka tokoh filosof yang terkenal. Parmanides menuliskan filsafat karyanya, ke dalam bentuk puisi.
Parmanides merupakan orang pertama yang memikirkan mengenai hakekat tentang ada ( being ). Banyak para filosof lain yang menggunakan sistem pemikiran dari Parmanides misalnya saja Plato. Dalam hal ini, Plato dipengaruhi doktrin Parmides. Di samping itu, Parmanides juga banyak dihargai oleh para filsof lainnya serta mengakui sistem pemikiran darinya. Beliau mempunyai pemikiran yang bertentangan dengan Herakleitos yang berkaitan dengan ( yang ada ). Menurut Heraklitos sesuatu yang ada itu bisa berubah sedangkan menurut Parmides sesuatu (Yang ada) tidak berubah ,tetap , satu, umum dan tidak dapat dibagi - bagi. Seluruh sistem pemikiran yang digunakan Parmanides adalah berdasarkan diduksi logis.
Adapun pemikiran dari Parmanides, “Yang Ada” adalah merupakan kebenaran yang tidak dapat disangkal. Bila ada yang menyangkalnya maka akan jatuh kontradiksi. Di samping itu Parmanides mengungkapkan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pemikirannya tersebut ;
a. Apa standar kebenaran ?
b. Apa ukuran realitas?
c. Bagaimana hal itu dapat di pahami ?
Kemudian beliau menjawab bahwa ukuranya ialah logika yang konsisten. Pernyataan tersebut di ungkapkan dalam The Way of Truth Parmanides. Dalam pernyataan di atas Parmanides memberikan contoh atau ilustrasi supaya mudah dipahami yang berkaitan dengan Tuhan. Ada tiga cara berfikir mengenahi Tuhan :
a. Ada
b. Tidak ada
c. Ada dan Tidak ada
Dari tiga poin di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Ada. Maksudnya adalah tidak mungkin menyakini yang tidak ada.
b. Tidak ada. Maksudnya adalah sebagian ada karena yang tidak ada pastilah tidak ada.
c. Ada dan Tidak. Maksudnya adalah tidak mungkin itu ada sekaligus tidak ada.
Jadi, menurut Pamanides yang ada atau (being) adalah kebenaran yang tidak dapat disangkal. Yang ada ( being) itu mempunyai ciri khusus tidak berubah, tidak bergerak dan tidak dapat disangkal. Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas, jika suatu pendapat atau benar tidaknya suatu pendapat dapat diukur dengan logika. Maka dari itu, bahwa ukuran – ukuran kebenaran itu adalah akal manusia. Dengan kata lain “yang ada” itu dapat dikatakan dan difikirkan, dan sebenarnya Parmanides menyamakan antara yang ada dengan pemikiran atau akal budi.
Sering dikatakan bahwa Parmanides telah menemukan ilmu logika, tetapi yang sebetulnya beliau ciptakan adalah metafisika yang didasarkan pada logika. Metafisika merupakan cabang dari filsafat yang menyelidiki gerak atau perubahan (“yang ada”). Pemikiran Parmanides membuka hal atau sesuatu yang baru dalam sejarah filsafat yunani.
Secara umum perkembangan pemikiran Parmanides salah satu tokoh filsof yunani kuno sampai dengan sekarang hasil pemikirannya atau ilmunya masih diguna hingga zaman modern seperti sekarang. Tidak hanya itu saja, zaman dahulu pun pemikiran
Parmanides banyak dihargai dan diikuti oleh ahli filsof yang lainnya seperti Plato dalam sejarah filsafat yunani kuno. Pemikiran Parmanides memberikan banyak manfaat terhadap perkembangan filsafat.
Kesimpulan
Dalam sejarah filsafat yunani kuno Parmanides adalah salah seorang tokoh relativisme yang penting. Beliau merupakan sosok yang terkanal pada zamannya. Parmanides merupakan orang pertama yang memikirkan hakekat tentang yang ada (being). Parmanides memberikan ilustrasi sederhana yang berkaitan dengan Tuhan dengan tiga cara berfikir sebagai berikut; ada, tidak ada, ada dan tidak ada.Pertama, ada maksudnya tidak mungkin menyakini yang tidak ada. Kedua, tidak ada maksudnya sebagian ada karena yang tidak ada pasti tidak ada. Ketiga, ada dan tidak ada maksudnya tidak mungkin itu ada sekaligus tidak ada. Jadi, yang tidak ada itu tidak ada, sehingga hanya (yang ada) dapat dikatakan ada. (Yang ada ) tidak dapat disangkal, tetap, atau tidak berubah. Dengan kata lain “yang ada” itu dapat dikatakan dan difikirkan, dan sebenarnya Parmanides menyamakan antara yang ada dengan pemikiran atau akal budi. Itu semua merupakan pemikiran Parmanides.