- Back to Home »
- Filsafat Yunani Kuno »
- Anaximander
Posted by : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
16 May 2014
Anaximander
Biografi Anaximander
“ANAXIMANDROS” TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno, Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM. Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang
menjadi perintis filsafat Barat. Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini. Menurut tradisi Yunani kuno, Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan geografi. Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama kali membuat peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketika ia memimpin ekspedisi dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke Apollonia di Laut Hitam. Selain itu, Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah lagi, ia mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga menyelidiki fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula kehidupan, termasuk asal-mula manusia. Kendati ia lebih muda 15 tahun dari Thales, namun ia meninggal dua tahun sebelum gurunya itu.
PEMIKIRAN TOKOH
To Apeiron sebagai prinsip dasar segala sesuatu Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron. To apeiron berasal dari bahasa Yunani a = tidak dan eras = batas. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan terang). Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada akhirnya akan kembali.
Pandangan tentang Alam Semesta Peta Bumi menurut Anaximandros
Gambaran Alam Semesta menurut Anaximandros Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros membangun pandangannya tentang alam semesta. Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu sama lain. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan beku. Yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi. Api yang membalut yang dingin itu kemudian terpecah- pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain. Mengenai bumi, Thales telah menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka berangsur-angsur bumi menjadi kering Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu sebagai laut pada bumi.
Pandangan tentang Makhluk Hidup Mengenai terjadinya makhluk hidup di bumi, Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah hewan yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti ikan. Karena panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan. Di ditulah, mulai ada makhluk- makhluk lain yang naik ke daratan dan mulai berkembang di darat. Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin manusia yang menjadi makhluk pertama yang hidup di darat sebab bayi manusia memerlukan asuhan orang lain pada fase awal kehidupannya. Karena itu, pastilah makhluk pertama yang naik ke darat adalah sejenis ikan yang beradaptasi di daratan dan kemudian menjadi manusia. Ia berpendapat bahwa bumi secara lepas bergantung di ruangan, ia juga berpendapat bahwa dulunya ada satu substansi tunggal pertama dan suatu hukum alam yang berlaku di dunia, untuk mempertahankan keseimbangan antara unsur-unsur yang berbeda. Anaximander
mencoba menjelaskan bahwa subtansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya (mayer,1950 :19). Anaximanes mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan, Pembicaraan filosof ini saja telah memperlihatkan bahwa didalam filsafat dapat terdapat lebih dari satu kebenaran tentang satu persoalan. Sebabnya ialah bukti kebenaran teori dalam filsafat terletak pada logis ataau tidaknya argumen yang digunakan, bukan terletak pada kongkulasi. Disini sudah kelihatan bibit relativisme yang kelak dikembangkan dalam filsafat sofisme. Pada kata”sofis" itu sendiri terkandung pengertian tipuan, hipkret dan sinis. Menurut para filosof, meraka adalah orang yang kurang terpelajar di dalam sains maupun di dalam filsafat. Mereka itu orang-orang yang menjual kebajikan untuk memperoleh materi. Pemikiran sofis itu mempunyai ciri berupa pandangan yang saling bertentangan. Dalam moral pun mereka di katakan menganut moral yang relatif, jadi buruk dan baik itu adalah relatif. Bagi orang-orang sofis tidak ada generalisasi dengan kata lain tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran itu relatif. Biasanya orang-orang sofis itu disenangi oleh para filosof. Sifat mereka itu amat ditentang oleh Socrates dan plato. Sebagian fisof menentangorang-orang sofis karenamereka mau menerima uang dari ajaran mereka. Kebanyakan orang-orang sofis dating dari kelas rendah di dalam masyarakat karena itu mereka memerlukan uang. Sementara filsof mengatakan bahwa filsafat itu di senangi bukan untuk alat mencari uang.
PENUTUP
Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti semesta dalam hal makna (hakikat) dan nilai-nilainya (esensi) yang tidak cukup dijangkau hanya dengan panca indera manusia sekalipun. Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat menggunakan bahan-bahan dasar deskriptif yang disajikan bidang-bidang studi khusus dan melampaui deskripsi tersebut dengan menyelidiki atau menanyakan sifat dasarnya, nilai-nilainya dan kemungkinannya Sejarah filsafat pada masa kuno di mulai dengan munculnya berbagai pemikiran yang mendalam tentang realitas atau alam yang ada ini. Kesadaran ini memang awalnya merupakan renungan semata dari oarang-orang yang dianggap bijak. Tetapi yang menarik bahwa renungan tersebut pada akhirnya terumus dalam proposisi-proposisi yang sistematis dan logis. Dari sinilah sejarah filsafat mulai muncul. Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsafat Barat. Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini. Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM. Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Mengenai terjadinya makhluk hidup di bumi, Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah hewan yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti ikan. Karena panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan.
Biografi Anaximander
“ANAXIMANDROS” TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno, Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM. Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang
menjadi perintis filsafat Barat. Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini. Menurut tradisi Yunani kuno, Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan geografi. Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama kali membuat peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketika ia memimpin ekspedisi dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke Apollonia di Laut Hitam. Selain itu, Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah lagi, ia mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga menyelidiki fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula kehidupan, termasuk asal-mula manusia. Kendati ia lebih muda 15 tahun dari Thales, namun ia meninggal dua tahun sebelum gurunya itu.
PEMIKIRAN TOKOH
To Apeiron sebagai prinsip dasar segala sesuatu Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron. To apeiron berasal dari bahasa Yunani a = tidak dan eras = batas. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan terang). Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada akhirnya akan kembali.
Pandangan tentang Alam Semesta Peta Bumi menurut Anaximandros
Gambaran Alam Semesta menurut Anaximandros Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros membangun pandangannya tentang alam semesta. Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu sama lain. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan beku. Yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi. Api yang membalut yang dingin itu kemudian terpecah- pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain. Mengenai bumi, Thales telah menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka berangsur-angsur bumi menjadi kering Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu sebagai laut pada bumi.
Pandangan tentang Makhluk Hidup Mengenai terjadinya makhluk hidup di bumi, Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah hewan yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti ikan. Karena panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan. Di ditulah, mulai ada makhluk- makhluk lain yang naik ke daratan dan mulai berkembang di darat. Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin manusia yang menjadi makhluk pertama yang hidup di darat sebab bayi manusia memerlukan asuhan orang lain pada fase awal kehidupannya. Karena itu, pastilah makhluk pertama yang naik ke darat adalah sejenis ikan yang beradaptasi di daratan dan kemudian menjadi manusia. Ia berpendapat bahwa bumi secara lepas bergantung di ruangan, ia juga berpendapat bahwa dulunya ada satu substansi tunggal pertama dan suatu hukum alam yang berlaku di dunia, untuk mempertahankan keseimbangan antara unsur-unsur yang berbeda. Anaximander
mencoba menjelaskan bahwa subtansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya (mayer,1950 :19). Anaximanes mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan, Pembicaraan filosof ini saja telah memperlihatkan bahwa didalam filsafat dapat terdapat lebih dari satu kebenaran tentang satu persoalan. Sebabnya ialah bukti kebenaran teori dalam filsafat terletak pada logis ataau tidaknya argumen yang digunakan, bukan terletak pada kongkulasi. Disini sudah kelihatan bibit relativisme yang kelak dikembangkan dalam filsafat sofisme. Pada kata”sofis" itu sendiri terkandung pengertian tipuan, hipkret dan sinis. Menurut para filosof, meraka adalah orang yang kurang terpelajar di dalam sains maupun di dalam filsafat. Mereka itu orang-orang yang menjual kebajikan untuk memperoleh materi. Pemikiran sofis itu mempunyai ciri berupa pandangan yang saling bertentangan. Dalam moral pun mereka di katakan menganut moral yang relatif, jadi buruk dan baik itu adalah relatif. Bagi orang-orang sofis tidak ada generalisasi dengan kata lain tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran itu relatif. Biasanya orang-orang sofis itu disenangi oleh para filosof. Sifat mereka itu amat ditentang oleh Socrates dan plato. Sebagian fisof menentangorang-orang sofis karenamereka mau menerima uang dari ajaran mereka. Kebanyakan orang-orang sofis dating dari kelas rendah di dalam masyarakat karena itu mereka memerlukan uang. Sementara filsof mengatakan bahwa filsafat itu di senangi bukan untuk alat mencari uang.
PENUTUP
Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti semesta dalam hal makna (hakikat) dan nilai-nilainya (esensi) yang tidak cukup dijangkau hanya dengan panca indera manusia sekalipun. Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat menggunakan bahan-bahan dasar deskriptif yang disajikan bidang-bidang studi khusus dan melampaui deskripsi tersebut dengan menyelidiki atau menanyakan sifat dasarnya, nilai-nilainya dan kemungkinannya Sejarah filsafat pada masa kuno di mulai dengan munculnya berbagai pemikiran yang mendalam tentang realitas atau alam yang ada ini. Kesadaran ini memang awalnya merupakan renungan semata dari oarang-orang yang dianggap bijak. Tetapi yang menarik bahwa renungan tersebut pada akhirnya terumus dalam proposisi-proposisi yang sistematis dan logis. Dari sinilah sejarah filsafat mulai muncul. Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsafat Barat. Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini. Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM. Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Mengenai terjadinya makhluk hidup di bumi, Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah hewan yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti ikan. Karena panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan.