Archive for May 2014
Thomas Aquinas
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Thomas Aquinas
Biografi Thomas Aquinas
Biografi Thomas Aquinas
St. Thomas Aquinas, salah satu tokoh filsafat barat pada abad pertengahan, dilahirkan di Lombardy, Rossa Sicca, daerah di kerajaan Napels, Italia pada tahun 1225 M (ada sumber yang menyebutkan pada tahun 1224 M). Dia berasal dari keluarga keturunan bangsawan, Kaisar Frederick I dan Henry VI. Thomas Aquinas terlahir dari pasangan Pangeran Landulf, keturunan Aquino dan Theodora, seorang Countest of Teano.
Tag :
Filsafat Abad Pertengahan,
Plotinus
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
PLOTINUS
Biografi Plotinus
Biografi Plotinus
A. Kehidupan Plotinus
Plotinus lahir di Mesir pada tahun 204 M, di daerah Lycopolis yang pada masa itu dikuasai oleh Roma. Pada usia 28 tahun (232 M), ia pergi ke Alexandria untuk belajar filsafat pada seorang guru yang bernama Animonius Saccas selama 11 tahun. Pada usia 39 tahun (243 M) ia ikut Raja
Tag :
Filsafat Abad Pertengahan,
Aurelius Agustinus
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
AURELIUS AGUSTINUS
Biografi Aurelius Agustinus
Aurelius Agustinus, Agustinus Hippo ("Yang tahu banyak") (lahir 13 November 354 – meninggal 28 Agustus 430 pada umur 75 tahun) adalah seorang santo dan Doktor Gereja yang terkenal menurut Katolik Roma. Ia diakui sebagai salah satu tokoh terpenting dalam perkembangan Kekristenan Barat. Dalam Gereja Ortodoks Timur, yang tidak menerima semua ajarannya, dia biasanya dipanggil
Tag :
Filsafat Abad Pertengahan,
Ludwig Josef Johann Wittgenstein
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Ludwig Josef Johann Wittgenstein
Biografi Ludwig Josef Johann Wittgenstein
Biografi Ludwig Josef Johann Wittgenstein
Ludwig Josef Johann Wittgenstein dilahirkan di Wina pada tanggal 26 April 1889. Ayah Ludwig: Karl Wittgenstein adalah seorang insinyur konstruksi baja, konglomerat keturunan Yahudi, pendiri dan pemimpin industri besi-baja di Austria. Ibunya: Leopoldine Kalmus adalah anak seorang bankir kota Wina. Leopoldine adalah penganut setia agama Katolik Roma dan Ludwig pun pernah dibabtis dalam gereja katolik Roma. Keluarga Wittgenstein sangat kaya dan terpandang di kota Wina.
Tag :
Filsafat Post Modern,
Friedrich Nietzsche
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Friedrich Nietzsche
Biografi Friedrich Nietzsche
Friedrich Nietzsche lahir di Rocken, sebuah kota kecil di provinsi Prusia Saxony, pada tanggal 15 Oktober 1844, dalam keadaan yang menawarkan kontras yang mencolok untuk kemudian berpikir nya. Ironisnya, filsuf yang menolak agama dan menciptakan istilah "Tuhan sudah mati" adalah keturunan dari garis pendeta dihormati.
Tag :
Filsafat Post Modern,
Michel Foucault
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Michel Foucault
Biografi Michel Foucault
Michel Foucault lahir Paul-Michel Foucault (15 Oktober 1926 - 25 Juni 1984), adalah seorang Perancisfilsuf , sosiolog , dan sejarawan . Ia memegang kursi di bergengsi College de France dengan judul "Sejarah Sistem Pemikiran," dan juga mengajar di Universitas di Buffalo dan University of California, Berkeley .
Tag :
Filsafat Post Modern,
Jacques Derrida
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Jacques Derrida
Biografi Jacques Derrida
Jacques Derrida merupakan seorang filsuf asal perancis yang lahir pada tanggal 15 Juli 1930 di aljazair. Ia dilahirkan dalam lingkungan keluarga yang berkeyakinan yahudi. Orang tuanya bernama Aime Derrida dan Georgette Sultana Esther Safar. Orang tuanya menikah pada tahun 1923 dan mereka pindah ke aljazair pada tahun 1925. Pada tahun yang sama, mereka melahirkan ank pertama yaitu Rene Derrida dan empat tahun kemudian lahir adik Rene ( anak kedua ) yaitu Paul Derrida.
Tag :
Filsafat Post Modern,
Frank Capra
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Frank Capra
Biografi Frank Capra
Frank Capra lahir di Bisacquino, Italia pada 18 Mei 1897. Dilahirkan dengan nama Francesco Rosario Capra. Kemudian Capra pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1903 beserta istrinya yang pertama bernama Helen Powell (1923-1927) dan istrinya yang kedua yaitu Lou Capra (1932-1984). Capra sempat meraih penghargaan Oscars 8thAcademyAwards. Kemudian Capra meninggal di La Quinta, California, Amerika Serikat pada 3 September 1991 pada usia 94 tahun
Tag :
Filsafat Post Modern,
Benedictus de Spinoza
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Benedictus de Spinoza
BIOGRAFI SPINOZA (1632-1677)
Benedictus de Spinoza adalah filosof besar yang paling dihargai dan dihormati. Secara intelektual, beberapa filosof lain mengunggulinya, tetapi secara etis, dialah yang tertinggi. Konsekwensinya, selama hidupnya dan satu abad setelah kematiannya, Spinoza dianggap sebagai orang yang sangat jijik pada kejahatan.
Tag :
Filsafat Abad Modern,
Friedrich Schelling
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Friedrich Schelling
Biografi Friedrich Schelling
Friedrich Wilhem Joseph von Schelling atau biasa disebut dengan Friedrich Schelling merupakan filsuf Jerman yang lahir pada tanggal 27 Januari 1775 di Leonbergh, Wurttemberg. Ayahnya seorang pendeta dan pengajar Orientalis yang taat. Pada tahun 1783-1784, Scheling menjalani pendidikan di Nurtingen dan di sinilah dia mengenal Friedrich Holderlin (penyair), seniornya, yang kemudian
Tag :
Filsafat Abad Modern,
Jean Paul Satre
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Jean Paul Satre
Biografi Jean Paul Satre
Lahir pada 21 Juni 1905 di Paris, Sartre kecil yang biasa dipanggil Paulou, memiliki fisik lemah dan sangat sensitif. Seperti anak berfisik lemah dia suka menyendiri dan melamun. Masa kecilnya terkesan pahit bagi dia karena sering menjadi korban anak yang lebih kuat. Walaupun begitu, ia
Tag :
Filsafat Abad Modern,
Rene Descrates
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Rene Descrates
Biografi Rene Descartes
Descrates dianggap sebagai bapak aliran filsafat modern. Disamping seorang tokoh rasionalisme, ia pun sebagai filosofot yang ajaran filsafatnya sangat popular, karena pandangannya yang tidak pernah goyah, tentang kebenaran tertinggi berada pada akal atau rasio manusia. Rasionalisme adalah paham filsafat yang menyatakan bahwa akal ( reason) adalah alat
Tag :
Filsafat Abad Modern,
Blaise Pascal
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Blaise Pascal
Biografi Blaise Pascal (1623-1662)
Blaise Pascal lahir pada tanggal 19 juni 1623 di Clermont-Ferrand, Perancis. Blaise sejak kecil dikenal sebagai seorang anak yang cerdas walaupun ia tidak menempuh pendidikan di sekolah secara resmi. Di usia 12 tahun ia sudah bisa menciptakan sebuah mesin penghitung untuk membantu pekerjaan ayahnya. Nama ayahnya adalah Etienne Pascal. Ayahnya adalah seorang petugas penarik pajak yang bekerja di wilayah Auvergne, Perancis. Sejak usia empat
Tag :
Filsafat Abad Modern,
Gottfried W. Leibniz
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Gottfried W. Leibniz
Biografi Gottfried W. Leibniz
Biografi Gottfried W. Leibniz
Gottfried W. Leibniz lahir pada tanggal 1 Juli 1646 di Leipzig, Jerman. Putra dari Friedrich Leibniz, seorang professor filsafat moral di Leipzig, Jerman. Friedrich Leibniz berkompeten di bidangnya walaupun pendidikannya tidak tinggi, ia mencurahkan waktu untuk keluarga dan pekerjaannya.
Ibu Gottfried W. Leibniz, Catharina Schmuck, anak seorang pengacara dan ia adalah istri ketiga Friedrich Leibniz. Ayah Gottfried W. Leibniz meninggal dunia ketika ia berumur 6 tahun dan ia
Tag :
Filsafat Abad Modern,
Soren Kierkegaard
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Soren Kierkegaard
Biografi Soren Kierkegaard
Søren Kierkegaard yang lahir pada 5 Mei 1813 dan tutup usia pada 11 November 1855, adalah seorang filsuf dan teolog abad ke-19 yang berasal dari Denmark. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga kaya di Kopenhagen, ibukota Denmark. Ayahnya, Michael Pedersen Kierkegaard, adalah seseorang yang sangat saleh. Ia yakin bahwa ia telah dikutuk Tuhan, dan karena itu ia percaya bahwa tak satupun dari anak-anaknya akan mencapai umur melebihi usia Yesus Kristus, yaitu 33 tahun. Ia percaya bahwa dosa-dosa pribadinya, seperti misalnya mengutuki nama Allah pada masa mudanya dan kemungkinan juga menghamili ibu Kierkegaard di luar nikah, menyebabkan ia layak menerima hukuman ini. Perkenalan dengan pemahaman tentang dosa pada masa mudanya, dan hubungannya dari ayah dan anak meletakkan dasar bagi banyak karya Kierkegaard (khususnya Takut dan Gentar). Ibunda Kierkegaard, Anne
Sørensdatter Lund Kierkegaard, tidak secara langsung dirujuk dalam buku-bukunya, meskipun ia pun mempengaruhi tulisan-tulisannya di kemudian hari. Meskipun sifat ayahnya kadang-kadang melankolis dari segi keagamaan, Kierkegaard mempunyai hubungan yang erat dengan ayahnya. Ia belajar untuk memanfaatkan ranah imajinasinya melalui serangkaian latihan dan permainan yang mereka mainkan bersama.Ayah Kierkegaard meninggal dunia pada 9 Agustus 1838 pada usia 82 tahun. Sebelum meninggal dunia, ia meminta Søren agar menjadi pendeta. Søren sangat terpengaruh oleh pengalaman keagamaan dan kehidupan ayahnya dan merasa terbeban untuk memenuhi kehendaknya. Ia melanjutkan pelajarannya dalam bidang teologi di Universitas Kopenhagen, namun sementara di sana ia semakin tertarik akan filsafat dan literatur. Di universitas, Kierkegaard menulis disertasinya, Tentang Konsep Ironi dengan Rujukan Terus- Menerus kepada Socrates, yang oleh panel universitas dianggap sebagai karya yang penting dan dipikirkan dengan baik, namun agak terlalu berbunga-bunga dan bersifat sastrawi untuk menjadi sebuah tesis filsafat. Kierkegaard lulus pada 20 Oktober 1841 dengan gelar Magistri Artium, yang kini setara dengan Ph.D. Dengan warisan keluarganya, Kierkegaard dapat membiayai pendidikannya, ongkos hidupnya dan beberapa Regine Olsen, cintanya dalam hidupnya, dan bahan-bahan tulisannya. Sebuah aspek penting dari kehidupan Kierkegaard (biasanya dianggap mempunyai pengaruh besar dalam karyanya) adalah pertunangannya yang putus dengan Regine Olsen (1822 - 1904). Kierkegaard berjumpa dengan Regine pada 8 Mei 1837 dan segera tertarik kepadanya. Begitu pula dengan Regine. Pada 8 September 1840, Kierkegaard resmi meminang Regine. Namun, Kierkegaard segera merasa kecewa dan melankolis tentang pernikahan. Kurang dari setahun setelah pinangannya, ia memutuskannya pada 11 Agustus 1841. Dalam jurnal-jurnalnya, Kierkegaard menyebutkan keyakinannya bahwa sifat “melankolis”nya membuatnya tidak cocok untuk menikah; tetapi motif sebenarnya untuk memutuskan pertunangannya itu tetap tidak jelas. Biasanya diyakini bahwa keduanya memang sangat saling mencintai, barangkali bahkan juga setelah Regine menikah dengan Johan Frederik Schlegel (1817–1896), seorang pegawai negeri terkemuka.
Søren Kierkegaard yang lahir pada 5 Mei 1813 dan tutup usia pada 11 November 1855, adalah seorang filsuf dan teolog abad ke-19 yang berasal dari Denmark. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga kaya di Kopenhagen, ibukota Denmark. Ayahnya, Michael Pedersen Kierkegaard, adalah seseorang yang sangat saleh. Ia yakin bahwa ia telah dikutuk Tuhan, dan karena itu ia percaya bahwa tak satupun dari anak-anaknya akan mencapai umur melebihi usia Yesus Kristus, yaitu 33 tahun. Ia percaya bahwa dosa-dosa pribadinya, seperti misalnya mengutuki nama Allah pada masa mudanya dan kemungkinan juga menghamili ibu Kierkegaard di luar nikah, menyebabkan ia layak menerima hukuman ini. Perkenalan dengan pemahaman tentang dosa pada masa mudanya, dan hubungannya dari ayah dan anak meletakkan dasar bagi banyak karya Kierkegaard (khususnya Takut dan Gentar). Ibunda Kierkegaard, Anne
Sørensdatter Lund Kierkegaard, tidak secara langsung dirujuk dalam buku-bukunya, meskipun ia pun mempengaruhi tulisan-tulisannya di kemudian hari. Meskipun sifat ayahnya kadang-kadang melankolis dari segi keagamaan, Kierkegaard mempunyai hubungan yang erat dengan ayahnya. Ia belajar untuk memanfaatkan ranah imajinasinya melalui serangkaian latihan dan permainan yang mereka mainkan bersama.Ayah Kierkegaard meninggal dunia pada 9 Agustus 1838 pada usia 82 tahun. Sebelum meninggal dunia, ia meminta Søren agar menjadi pendeta. Søren sangat terpengaruh oleh pengalaman keagamaan dan kehidupan ayahnya dan merasa terbeban untuk memenuhi kehendaknya. Ia melanjutkan pelajarannya dalam bidang teologi di Universitas Kopenhagen, namun sementara di sana ia semakin tertarik akan filsafat dan literatur. Di universitas, Kierkegaard menulis disertasinya, Tentang Konsep Ironi dengan Rujukan Terus- Menerus kepada Socrates, yang oleh panel universitas dianggap sebagai karya yang penting dan dipikirkan dengan baik, namun agak terlalu berbunga-bunga dan bersifat sastrawi untuk menjadi sebuah tesis filsafat. Kierkegaard lulus pada 20 Oktober 1841 dengan gelar Magistri Artium, yang kini setara dengan Ph.D. Dengan warisan keluarganya, Kierkegaard dapat membiayai pendidikannya, ongkos hidupnya dan beberapa Regine Olsen, cintanya dalam hidupnya, dan bahan-bahan tulisannya. Sebuah aspek penting dari kehidupan Kierkegaard (biasanya dianggap mempunyai pengaruh besar dalam karyanya) adalah pertunangannya yang putus dengan Regine Olsen (1822 - 1904). Kierkegaard berjumpa dengan Regine pada 8 Mei 1837 dan segera tertarik kepadanya. Begitu pula dengan Regine. Pada 8 September 1840, Kierkegaard resmi meminang Regine. Namun, Kierkegaard segera merasa kecewa dan melankolis tentang pernikahan. Kurang dari setahun setelah pinangannya, ia memutuskannya pada 11 Agustus 1841. Dalam jurnal-jurnalnya, Kierkegaard menyebutkan keyakinannya bahwa sifat “melankolis”nya membuatnya tidak cocok untuk menikah; tetapi motif sebenarnya untuk memutuskan pertunangannya itu tetap tidak jelas. Biasanya diyakini bahwa keduanya memang sangat saling mencintai, barangkali bahkan juga setelah Regine menikah dengan Johan Frederik Schlegel (1817–1896), seorang pegawai negeri terkemuka.
KEMUNCULAN EKSISTENSIALISME :Sebagai Reaksi terhadap Materialisme dan Idealisme Seperti yang sudah penulis sampaikan pada pendahuluan, bahwa sitz in leben Eropa Barat ketika itu, menjadi faktor pendorong lahirnya Eksistensialisme. Jika kita kaji lebih mendalam, sifat materialisme
dan idealisme yang berkembang pesat ternyata merupakan pendorong lahirnya eksistensialisme. Tema sentral yang menjadi pertentangan di sini adalah ikhwal pandangan aliran tersebut terhadap manusia.
Prof. Dr. Ahmad Tafsir dalam bukunya Filsafat Umum menjelaskan bagaimana bagian dari ajaran
materialisme tentang manusia itu dihantam oleh eksistensialisme. Secara sederhana, pendapat aliran
materislisme yang dibantah eksistensialisme dapat dilihat dalam tabel berikut :
dan idealisme yang berkembang pesat ternyata merupakan pendorong lahirnya eksistensialisme. Tema sentral yang menjadi pertentangan di sini adalah ikhwal pandangan aliran tersebut terhadap manusia.
Prof. Dr. Ahmad Tafsir dalam bukunya Filsafat Umum menjelaskan bagaimana bagian dari ajaran
materialisme tentang manusia itu dihantam oleh eksistensialisme. Secara sederhana, pendapat aliran
materislisme yang dibantah eksistensialisme dapat dilihat dalam tabel berikut :
Bertolak dari dasar pemikiran tersebut, kita dapat melihat kesalahan materialisme yang kemudian ditentang oleh eksistensialisme, dalam rumusan berikut: Kesalahan itu ialah detotalisasi. De artinya memungkiri, total artinya seluruh. Maksudnya, memungkiri manusia sebagai keseluruhan. Pandangan manusia itu belum mencakup manusia secara keseluruhan. Pandangan tentang manusia seperti materialisme itu akan membawa konsekuensi yang amat penting.
Eksistensialisme juga lahir sebagai reaksi terhadap idealisme, yang “bibitnya” sudah ada sejak Plato dan disempurnakan oleh Descartes. Dalam hal ini, manusia disamakan sja dengan kesadarannya. Aspek berpikir dan berkesadaran manusia dilebih-lebihkan oleh Idealisme sehingga menjadi seluruh manusia, bahkan dilebih-lebihkan lagi, sehingga pikiranlah yang menjadi keutamaan. Letak kesalahan Idealisme ialah karena memandang manusia hanya sebagai subjek. Selain itu, dalam buku Filsafat dan Iman Kristen, Colin Brown mengungkapkan kesulitan besar mengenai Idealisme, yakni minimnya bukti-bukti. Para filsuf Idealis berbicara terus-menerus terlalu panjang lebar. Namun apa yang mereka katakan nampaknya bukan saja bertentangan dengan akal sehat tetapi juga tidak dapat
dinyatakan. Membangun suatu sistem pemikiran adalah satu hal; memperlihatkan bahwa pemikiran-pemikiran itu benar adalah hal yang sama sekali lain. Di dalam sebuah artikel mengenai “Konsep Realita” Moore mempersalahkan orang-orang Idealis yang jatuh ke dalam kesalahan dasar karena tidak membedakan atau memisahkan antara ide-ide (pemikiran) dengan realita.
Dari penjelasan tersebut, kesimpulan yang mengemuka adalah baik meterialisme maupun idealisme, keduanya merupakan dua pandangan filsafat tentang “hakikat yang ekstrem”.Keduanya memang berisikan benih-benih kebenaran, akan tetapi menurut eksistensialime, pandangan keduanya dianggap salah. Untuk itulah eksistensialisme hadir sebagai jalan keluar dari kedua ekstremitas tersebut.
PEMIKIRAN SØREN KIERKEGAARD: Sebuah Kritik Atas Formalitas Agama di Denmark
dan Hegelianisme
Jika kita diperhadapkan dengan pertanyaan, mengapa karya Kierkegaard kadang-kadang digambarkan sebagai eksistensialisme Kristen dan psikologi eksistensial ? Maka jawabannya adalah karena karya-karya Kierkegaard membahas masalah-masalah agama seperti misalnya hakikat iman, lembaga Gereja Kristen, etika dan teologi Kristen, dan emosi serta perasaan individu ketika diperhadapkan dengan pilihan-pilihan eksistensial. Masalah yang diangkat tersebut, tentu saja tidak lepas dari konteks zaman saat itu, sehingga Kierkegaard harus melancarkan kritiknya terhadap dua hal yang berkecamuk saat itu, yakni formalitas agama di Denmark dan pemikiran Hegelianisme. Mengenai hal tersebut, F. Budi Hardiman menjelaskan: Kritik Kierkegaard atas Hegelianisme bukan sekedar sebuah minat teoritis, melainkan didasari oleh sebuah keprihatinan praktis terhadap perilaku keagamaan di Denmark . Zaman itu, Lutheranisme menjadi agama resmi negara Denmark. Agama itu secara otomatis dianut oleh orang Denmark, dan menjadi semacam cap saja untuk kehiduoan sosial. Menurut Kierkegaard agama Kristen sungguh-sungguh menjadi sekular dan duniawi, dan orang yang menyebut dirinya Kristen tidak pernah sungguh-sungguh memikirkan Allah. Dalam situasi seperti ini, agama hanya menjadi persoalan “objektif” dan “lahiriah”, hanya menyangkut perilaku yang dapat
dilihat dan tidak menyangkut komitmen subjektif manusia. Pada titik inilah, Kierkegaard lalu menunjukkan bahwa “biang keladi” kemerosotan penghayatan iman ini tak lain adalah filsafat Hegel. Menurut Kierkegaard, realita Hegel tidaklah memiliki relasi dengan realita keberadan manusia. Kierkegaard adalah seorang yang pada zamannya melancarkan reaksi terhadap hidup kemasyarakatan. Keadaan masyarakat pada waktu itu tidak menunjukkan sebuah usaha untuk memecahkan persoalan-persoalan praktis sehari-hari, serta mengabaikan perkara-perkara batiniah. Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang menjadi prinsip Kierkegaard, bahwasanya persoalan-persoalan praktis sehari-hari itulah yang justru menjadi persoalan hidup yang sebenarnya. Memang pada kenyataannya, sejak Kant hingga Hegel orang hanya membicarakan persoalan-persoalan besar yang bersifat umum, sedangkan untuk persoalan khusus dan praktis, pada umumnya orang berpendapat bahwa pemecahannya dapat diturunkan dari dasar-dasar yang umum itu. Kierkegaard kemudian menganggap Hegel mengaburkan hidup yang kongret, maka tak heran jika Kierkegaard meremehkan argumentasi abstrak mengenai metafisika yang spekulatif ala Hegel.
Mengapa demikian? Karena Hegel berpendapat bahwa hidup yang kongret itu hanya mewujudkan suatu unsur saja di dalam proses pengembangan idea. Pandangan demikianlah yang yang ditolak Kierkegaard. Menurutnya, pertanyaan mengenai, “Apa yang harus dilakukan dalam keadaan yang kongret itu?” Justru diperhadapkan oleh manusia setiap harinya Patokan umum yang berlaku bagi umat manusia di segala zaman dan tempat tidak mungkin dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan hidup yang kongrit timbul sehari-hari. Sebab setiap orang dihadapkan dengan persoalannya sendiri, yang khusus hanya berlaku baginya. Persoalan-persoalan yang kongret yang timbul setiap hari itu oleh Kierkegaard disebut “persoalan-persoalan eksistensial”.
Demikianlah menurut Kierkegaard, pertama-tama yang penting bagi manusia adalah keadaannya sendiri atau eksistensinya sendiri. Akan tetapi, harus ditekankan, bahwa eksistensi manusia bukanlah suatu “ada” yang statis, melainkan suatu “menjadi”, yang mengandung di dalamnya suatu perpindahan dari “kemungkinan” ke “kenyataan”. Apa yang semula berada sebagai kemungkinan berubah atau bergerak menjadi suatu kenyataan. Perpindahan atau perubahan ini adalah suatu perpindahan yang bebas, yang terjadi dalam kebebasan dan keluar dari kebebasan yaitu karena pemilihan manusia. Jadi eksistensi manusia adalah suatu eksistensi yang dipilih dalam kebebasan. Bereksistensi berarti bereksistensi dalam suatu perbuatan, yang harus dilakukan seyiap orang bagi dirinya sendiri.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka jelas bahwa bereksietensi berarti berani mengambil keputusan yang menentukan hidup. Maka barangsiapa tidak berani mengambil keputusan, ia tidak bereksistensi dalam arti yang sebenarnya. Itulah pemikiran Kierkegaard, bahwa ada eksistensi yang sebenarnya dan ada eksistensi yang tidak sebenarnya. Tiap eksistensi memiliki cirinya khas. Kierkegaard membedakan adanya tiga bentuk eksistensi, yaitu: bentuk estetis, bentuk etis dan bentuk religius Dialektika Eksistensial
Tahap Estetis
Pada tahap ini, manusia menaruh perhatian besar terhadap segala sesuatu yang di luar dirinya. Ia hidup di dalam dunia dan di dalam masyarakat, dengan segala sesuatu yang dimiliki dunia dan masyarakat itu. Ia menikmati segala yang jasmani dan rohani. Sekalipun demikian batinnya kosong. Senantiasa ia menghindari tiap keputusan yang menentukan. Sifat hakiki bentuk eksistensi estatis ialah tidak adanya ukuran-ukuran moral yang umum yang telah ditetapkan, dan tidak adanya kepercayaan keagamaan yang menentukan. Yang ada hanya keinginan untuk menikmati seluruh pengalaman emosi dan nafsu.
Tahap Etis
Pada tahap ini, manusia memperhatikan benar-benar kepada batinnya. Ia tidak hidup dari hal-hal yang kongrit ada. Sikapnya di dalam dunia, senantiasa diusahakan agar dapat ditentukan dari sudut hidup batiniahnya, menurut patokan-patokan yang umum.
Tahap Religius
Tahap religius ditandai oleh pengakuan individu akan Allah, dan kesadarannya sebagai pendosa yang membutuhkan pengampunan Allah. Pada tahap ini individu membuat komitmen personal dan melakukan apa yang disebutnya “lompatan iman”. Lompatan ini bersifat non-rasional dan biasa kita sebut pertobatan. Tokoh yang memodelkan tahap ini adalah tokoh Kitab Suci, Abraham, yang mengorbankan putranya yang tunggal karena beriman kepada Allah. Di sini Abraham betul-betul meninggalkan tahap etis dan melompat ke tahap religius.
KESIMPULAN
Harus diakui, bahwa seluruh hidup dan karya Kierkegaar dijiwai oleh suatu pergumulan yang telah dialami, hal mana ia sampai kepada suatu keragu-raguan yang serius terhadap praktek agama Kristen pada waktu itu. Hal ini pertama-tama disebabkan karena sifat pribadinya yang berjiwa murung serta pengalaman-pengalaman hidupnya yang pahit. Ciri khas Kierkegaard adalah bahwa ia yakin akan keterbatasan akal. Sekalipun demikian akal tidak boleh diabaikan, bahkan harus dimanfaatkan sejauh mungkin. Dari situlah akan muncul sifat keterbatasannya. Demikianlah Kierkegaard menampakkan suatu reaksi yang berlainan terhadap Hegel dibanding Karl Marx yang sudah kita bahas pada pertemuan kelas sebelumnya. Adapun kesamaannya dengan Marx terletak di sini, bahwa ia memandang perbuatan sebagai hal yang terpenting di dalam kehidupan manusia.
Tag :
Filsafat Abad Modern,
John Locke
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
John Locke
Biografi John Locke
Biografi John Locke
Locke dilahirkan tahun 1632 di Wrington, Inggris. Dia memperoleh pendidikan di Universitas Oxford, peroleh gelar sarjana muda tahun 1656 dan gelar sarjana penuh tahun 1658. Selaku remaja dia tertarik sangat pada ilmu pengetahuan dan di umur tiga puluh enam tahun dia terpilih jadi anggota "Royal Society." Dia menjadi sahabat kental ahli kimia terkenal Robert Boyle dan kemudian hampir
Tag :
Filsafat Abad Modern,
Immanuel Kant
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Immanuel Kant
Biografi Immanuel Kant
Biografi Immanuel Kant
Immanuel Kant dilahirkan di Koenisberg, suatu kota di Prussia timur pada tanggal 22 April 1724, dari keluarga pembuat dan penjual alat-alat dari kulit untuk keperluan menunggang kuda. Semula nama Kant ditulis dengan Cant, tetapi karena adanya perubahan ejaan yang menentukan bahwa huruf C dibaca seperti S, maka untuk tidak membuat ragu orang yang mengenalnya, nama itu ditulis seperti
Tag :
Filsafat Abad Modern,
Johann Gotlieb Fichte
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Johann Gotlieb Fichte
Biografi Johann Gotlieb Fichte
Johann Gottlieb Fichte lahir pada tanggal 19 Mei 1762 di Rammenau. Ayahnya adalah seorang penyamak kulit di sebuah desa kecil dan ibunya adalah seorang penenun pita. Fichte mewarisi sifat ibunya, yaitu mempunyai sifat yang tidak sabar yang ditampilkan sepanjang hidupnya. Fichte muda menerima dasar-dasar pendidikan dari ayahnya dan
Tag :
Filsafat Abad Modern,
Zeno
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Zeno
Biografi Zeno
Zeno lahir tahun 490 SM di Elea. Zeno adalah murid dari Parmenides. Dia mempunyai empat argumen untuk kesimpulan bahwa tidak ada gerakan – hal ini adalah sebagai dukungan untuk apa yang dinyatakan gurunya. Zeno dikenal banyak orang karena namanya tercantum pada halaman pertama buku Parmenides karangan Plato. Diperkirakan bahwa saat itu Zeno berumur 40 tahun, sedang Socrates masih remaja, kisaran usia 20 tahun. Dengan mengetahui bahwa Socrates lahir pada 469 SM, maka diperkirakan Zeno lahir pada tahun 490 SM. Disinyalir bahwa Zeno mempunyai hubungan “khusus” dengan Parmenides.
Tag :
Filsafat Yunani Kuno,
Thales
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Thales
Biografi Thales
Biografi Thales
Thales dinyatakan sebagai seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6 SM sekitar 620-450 SM. Dalam suatu sumber juga disebutkan bahwa dia merupakan anak dari pasangan Examyes dan Cleobuline. Thales lahir di kota Miletos yang merupakan tanah perantauan orang-orang Yunani di Asia Kecil. Situasi Miletos yang makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari
Tag :
Filsafat Yunani Kuno,
Socrates
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Socrates
Socrates dilahirkan di Athena 470 SM.Dia bukan keturunan bangsawan atau orang berkedudukan tinggi.Melainkan anak seorang pemahat bernama Sophorniscus dan ibunya seorang bidan bernama Phaenarete. Setelah ayahnya meninggal dunia, Socrates menggantikannya sebagai pemahat. Tetapi akhirnya dia berhenti dari pekerjaan itu dan bekerja dalam lapangan filsafat dengan dibelanjai oleh seorang penduduk Athena yang kaya.
Tag :
Filsafat Yunani Kuno,
Protagoras
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Protagoras
Protagoras merupakan seorang filsuf yunani yang lahir sekitar tahun 490 SM dan meninggal pada tahun 420 SM. Ia berasal dari Abdera, di daerah Thrace yang terletak di pantai utara Laut Aegea. Ia seorang filsuf yang termasuk golongan sofis. Selama abad ke-5 SM, kata “Sophis” berarti orang-orang yang terkenal baik karena pengetahuan mereka, atau mereka yang profesional dalam mengajar muridnya.
Tag :
Filsafat Yunani Kuno,
Heraklitus
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
HERAKLITUS
BIOGRAFI HERAKLITUS
Heraklitus lahir di Ephesus di Asia kecil yang sekarang disebut negara Turki sekitar tahun 535-475 s/M. Dalam riwayat hidupnya, ia adalah teman seangkatan Pytagoras dan Xenophanes. Heraklitus dianggap lebih muda usianya dari teman-temannya itu, namun dibandingkan dengan Parmenides usianya lebih tua, sehingga ia sering dikritik oleh filsuf dari Elea itu.
BIOGRAFI HERAKLITUS
Heraklitus lahir di Ephesus di Asia kecil yang sekarang disebut negara Turki sekitar tahun 535-475 s/M. Dalam riwayat hidupnya, ia adalah teman seangkatan Pytagoras dan Xenophanes. Heraklitus dianggap lebih muda usianya dari teman-temannya itu, namun dibandingkan dengan Parmenides usianya lebih tua, sehingga ia sering dikritik oleh filsuf dari Elea itu.
Tag :
Filsafat Yunani Kuno,
Gorgias
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Filsafat Gorgias
Biografi Gorgias
Gorgias lahir di Leontinoi, sisilia sekitar tahun 483 SM. Dia adalah murid Empedokles. Kemudian dia dipengaruhi oleh dialektika Zeno. Pada tahun 427 SM ia datang ke atena sebagai duta kota asalnya untuk meminta pertolongan melawan kota Syrakusa. Gorgias merupakan seorang legendaris
Biografi Gorgias
Gorgias lahir di Leontinoi, sisilia sekitar tahun 483 SM. Dia adalah murid Empedokles. Kemudian dia dipengaruhi oleh dialektika Zeno. Pada tahun 427 SM ia datang ke atena sebagai duta kota asalnya untuk meminta pertolongan melawan kota Syrakusa. Gorgias merupakan seorang legendaris
Tag :
Filsafat Yunani Kuno,
Aristoteles
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Aristoteles
BIOGRAFI
Aristotelas lahir di kota Stageria,Chalcidine pada tahun 384 SM. Ayahnya bernama Nicomachus, seorang dokter Raja Amynta dari Makedonia. Aristoteles kecil dididik sebagai aristokrat hingga umur 13 tahun untuk kemudian pergi ke Athena dan melanjutkan sekolahnya diperguruan tinggi milik Plato,akademi.Ia tinggal diakademi selama 20 tahun hingga Plato meninggal pada tahun 345 SM. Sepeninggalan Plato ia mengembara ke Asia bersama temannya yang bernama Xenocrates. Kemudian ia berjalan menuju kepulauan Lesbos bersama teman lainnya, Theophratus dan secara bersama mengadakan riset dan zoologi.Kemudian dia menerima panggilan dari raja Philip dari Makadenoa untuk menjadi guru anaknya,Alexander.
Pada tahun 335 SM ,ia mendirikan perguruan tinggi barnama Lyceum di Athena yang dikelolanya selama 12 tahun. Selama di Athena, Aristoteles sangat prodoktif menghasilkan tulisan ilmiah yang sebagian berbentuk diklat kuliah yang sebenarnya tidak dipublikasikan keluar kampus. Diklat kuliah yang terkenal adalah Physics,Metaphysics,Nicomachean Ethics,Politics dan Deanima.
Karya-karya Aristoteles dibukukan dengan penyuntingan oleh para muridnya yang menjadi guru-guru sepeninggal dirinya. Karya-karya tersebut dikompilasikan kedalam enam buku yaitu, Categories,On Intrepretation,Prior Analystics,Posterior Analystics,Topics dan On Sophistical Refutation.
Pada tahun 335 SM ,ia mendirikan perguruan tinggi barnama Lyceum di Athena yang dikelolanya selama 12 tahun. Selama di Athena, Aristoteles sangat prodoktif menghasilkan tulisan ilmiah yang sebagian berbentuk diklat kuliah yang sebenarnya tidak dipublikasikan keluar kampus. Diklat kuliah yang terkenal adalah Physics,Metaphysics,Nicomachean Ethics,Politics dan Deanima.
Karya-karya Aristoteles dibukukan dengan penyuntingan oleh para muridnya yang menjadi guru-guru sepeninggal dirinya. Karya-karya tersebut dikompilasikan kedalam enam buku yaitu, Categories,On Intrepretation,Prior Analystics,Posterior Analystics,Topics dan On Sophistical Refutation.
PEMIKIRAN
Pola pemikiran Aristoteles ini merupakan perubahan yang radikal. Menurut Plato, realitas tertinggi adalah yang kita pikirkan dengan akal kita, sedang menurut Aristoteles realitas tertinggi adalah yang kita lihat dengan indera-mata kita. Aristoteles tidak menyangkal bahwa bahwa manusia memiliki akal yang sifatnya bawaan, dan bukan sekedar akal yang masuk dalam
kesadarannya oleh pendengaran dan penglihatannya. Namun justru akal itulah yang merupakan ciri khas yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Akal dan kesadaran manusia kosong sampai ia mengalami sesuatu. Karena itu, menurut Aristoteles, pada manusia tidak ada idea-bawaan. Pemikiran Aristoteles merupakan hartakarun umat manusia yang berbudaya. Pengaruhnya terasa sampai kini,itu berkat kekuatan sintesis dan konsistensi argumentasi filsafatinya, dan cara kerjanya yang berpangkal pada pengamatan dan pengumpulan data. Singkatnya, ia berhasil dengan gemilang menggabungkan (melakukan sintesis) metode empiris-induktif dan rasional-deduktif tersebut diatas.Ada beberapa hasil beberapa hasil pemikiran Aristoteles antara lain :
1. Phylo-Easy (Phylosophy is Easy ,Fisafat itu mudah )
• Aristoteles merupakan filsuf barat terakhir yang mengetahui segala bidang ilmu. Dibidang ilmu pengetahuan ia memberikan sumbangan dibidang antonomi,geologi,meteorologi,fisika,biologi dan zoologi. Dibidang filsafat ia menulis ilmu etestika ,etika ilmu pemerintahan,metafisika, ilmu politik, physikology,retorika dan teologi. Sedangkan dibidang pendidikan yaitu ilmu budaya asing,sastra dan puisi.
• Ia selalu menampilkan data yang sangat kaya dan terklasifikasi dengan baik. Karena ilmiah dia dianggap Bapak ilmu Empiris dan Metode Ilmiah.
• Dia berpendapat bahwa alam semesta ini bersifat teologis dan bertujuan. Jadi,keberadaan dan proses yang terjadi dialam semesta ini bergerak menurut sebuah tujuan tertentu.
• Etika Aristoteles adalah manusia yang bertindak dengan pikiran yang rasional dan bijaksana untuk tujuan kebajikan.
Berbeda dengan fisuf lainnya,misalnya Plato,Sokrates,dan Filsuf pra Sokrates, Aristoteles menolak ide bahwa berbagai ilmu tentang keingintahuan manusia dapat disatukan dalam satu filsafat universal. Ia berpendapat bahwa tiap cabang ilmu memiliki perbedaan aksioma dan memiliki derajat presisi masing-masing. Jadi, ia menolak hukum kepastian terhadap manusia dan alam, tetapi tetap percaya pada landasan kategori yang dapat diterapkan pada semua fenomena, seperti kualitas,kuantitas,subtansi dan hubungannya. Karya Aristoteles yang sangat mempengaruh arah perkembangan peradaban di zaman yaitu dibidang fisika sebelum diganti oleh fisika modern.
2. Metode Ilmiah
Jika filsafat Plato pada semesta yang bersifat ide, kemudian pada kondisi empiris sehari-hari sebagai derivasinya, mka Aristoteles menjelaskan semesta dengan penelitian terhadap fenomena khusus kemudian dicari esensi pengetahuannya atau metode Plato yang diajukan adalah deduktif sedangkan Aristoteles adlah deduktif dan induktif.
Bagi Aristoteles,filsafat alam adalah cabang dari filsafat yang membahas masalah fenomena alam yang mencakup fisika,biologi dan ilmu pengetahuan alam yang lain. Pada zaman modern justru filsafatlah yang dibatasi pada hal-hal abstrak,seperti etika dan metafisika denagn logika yang memegang peranan yang penting. Pada zaman Aristoteles,penjelajahan intelektual filsafat mencakup segala hal yang membutuhkan sumbangan intelektual. Bagi Aristoteles,ilmu pengetahuan yang dijelajahi boleh bersifat praktis empiris,teoritis dan seni puitis.
3. Phylobis( Filsafat dan Bisnis,Penerapan Filsafat dalam praktek bisnis)
• Aristoteles dianggap sebagai Bapak ilmu empiris dengan memelopori pengumpulan data yang komprehensif dan sistematis. Dalam praktek bisnis,peran pengumpulan data
pasar,data riwayat perkembangan produktif, data pesaing sangat penting untuk pengambilan keputusan.
• Filsafat Aristoteles yang menyatakan bahwa alam semesta ini bersisfat teleogis(memilki tujuan penciptaan) menghasilkan konsekuensi yang berupa filsafat etika. Filsafat etika yang diajukannya adalah manusia yang bertindak dengan berfikir secara rasional dan bijaksana dengan tujuan kebajikan. Penerapan dalam etika,bisnis adalah adalah berbisnislah dengan cara yang rasional dan arahkan bisnis dengan tujuan kebajikan
PENUTUP
Aristoteles merupakan filsafat Barat terakhir yang mengetahui segala bidang ilmu. Ia selalu menampilkan data yang ssngat kaya dan terklarifikasi dengan baik. Tidak sekedar filsuf,Aristoteles juga seoarang ilmuwan dan ahli diberbagai bidang astronomi,ilmu politik,seni dan lain-lain. Aristoteles menempatkan filsafat dalam suatu skema yang utuh untuk mempelajari realitas. Studi tentang logika atau pengetahuan tentang penalaran, berperan sebagai alat untuk sampai kepada pengetahuan yang lebih mendalam, untuk selanjutnya diolah dalam theoria yang membawa kepada praxis. Aristoteles mengawali, atau sekurang-kurangnya secara tidak langsung mendorong, kelahiran banyak ilmu empiris seperti botani, zoologi, ilmu kedokteran, dan tentu saja fisika.
Aristoteles juga menegaskan bahwa ada dua cara untuk mendapatkan kesimpulan demi memperoleh pengetahuan dan kebenaran baru, yaitu metode rasional-deduktif dan metode empiris-induktif. Dalam metode rasional-deduktif dari premis dua pernyataan yang benar, dibuat konklusi yang berupa pernyataan ketiga yang mengandung unsur-unsur dalam kedua premis itu. Inilah silogisme, yang merupakan fondasi penting dalam logika, yaitu cabang filsafat yang secara khusus menguji keabsahan cara berarti sesuatu dan berfikir. Logika dibentuk dari kata yang diutarakan. Daripadanya logika berarti pertimbangan pikiran atau akal yang dinyatakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Pendapat Aristoteles berbeda dengan pendapat Plato,sokrates, dan filsuf pra-Sokrates yang menyatakan bahwa berbagai ilmu tentang keingintahuan manuasia dapat disatukan f dalam satu prinsip filsafat universal. Ia berpendapat bahwa tiap cabang ilmu memiliki pebedaan aksioma dan memiliki derajat presisi masing-masing. Jadi ia menolak hukum kepastian terhadap ilmu tentang manusia dan alam,tetapi tetap percaya pada landasan kategori yang dapat diterapkan pada semua fenomena. Aristoteles menyatakan bahwa alam semesta ini bersifat teleologis menghasilkan konsekuensi yang berupa filsafat etika. Aristoteles juga dianggap sebagai Bapak ilmu Empiris dengan memelopori pengumpulan data yang komprehensif dan sistematis. Jadi benar bahwa Aristoteles merupakan fisuf yang menguasai banyak cabang ilmu dan karya-karya dalam perkembangan peradaban zaman.
Ari Yuana, Kumara.2010.The Greatest Philosophers. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Tag :
Filsafat Yunani Kuno,
Georg Wilhelm Friedrich Hegel
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Georg Wilhelm Friedrich Hegel
BIOGRAFI
2. Menyimpan elemen kebenaran dari tesis dan antitesis.
3. Memgungguli perlawanan dan meninggikan konflik hingga mencapai kebenaran yang lebih tinggi.
BIOGRAFI
Tokoh Filsafat Dialektika Georg Wilhelm Friedrich Hegel adalah seorang filsuf idealis Jerman yang lahir di Stuttgart, Wurttemberg. Pengaruhnya sangat luas terhadap para penulis dari berbagai posisi, termasuk para pengagumnya antara lain F. H. Bradley, Sartre, Hans Kung, Bruno Bauer, Max Stirner, Karl Marx, dan yang menentangnya antara lain, Kierkegaard, Schopenhauer, Nietzsche, Heidegger, Schelling. Dapat dikatakan bahwa dialah yang pertama kali memperkenalkan gagasan dalam filsafat, bahwa Sejarah dan hal yang konkret adalah penting untuk bisa keluar dari lingkaran philosophia perennis, yakni masalah-masalah abadi dalam filsafat. Ia juga menekankan pentingnya yang lain dalam proses pencapaian kesadaran diri. Hegel dilahirkan di Stuttgart pada 27 Agustus 1770. Di masa kecilnya, ia suka membaca literatur, surat kabar, esai filsafat, dan tulisan-tulisan tentang berbagai topik lainnya. Masa kanak-kanaknya yang rajin membaca,disebabkan oleh ibunya yang luar biasa progresif dan aktif mengasuh perkembangan intelektual anak-anaknya. Keluarga Hegel adalah sebuah keluarga kelas menengah yang mapan di Stuttgart. Ayahnya seorang pegawai negeri dalam administrasi pemerintahan di Wurttemberg. Hegel adalah seorang anak yang sakit-sakitan dan hampir meninggal dunia karena cacar sebelum mencapai usia enam tahun. Hubungannya dengan kakak perempuannya, Christiane, sangat erat, dan tetap akrab sepanjang hidupnya. Hegel dikenal sebagai filsuf yang menggunakan dialektika sebagai metode berfilsafat. Dialektika menurut Hegel adalah dua hal yang dipertentangkan lalu didamaikan, atau biasa dikenal dengan tesis (pengiyaan), antitesis (pengingkaran) dan sintesis (kesatuan kontradiksi). Pengiyaan harus berupa konsep pengertian yang empiris indrawi. Pengertian yang terkandung di dalamnya berasal dari kata-kata sehari-hari, spontan, bukan reflektif, sehingga terkesan abstrak, umum, statis, dan konseptual. Pengertian tersebut diterangkan secara radikal agar dalam proses pemikirannya kehilangan ketegasan dan mencair. Pengingkaran adalah konsep pengertian pertama (pengiyaan) dilawan artikan, sehingga muncul konsep pengertian kedua yang kosong, formal, tak tentu, dan tak terbatas.
Menurut Hegel, dalam konsep kedua sesungguhnya tersimpan pengertian dari konsep yang pertama. Konsep pemikiran kedua ini juga diterangkan secara radikal agar kehilangan ketegasan dan mencair. Kontradiksi merupakan motor dialektika (jalan menuju kebenaran) maka kontradiksi harus mampu membuat konsep yang bertahan dan saling mengevaluasi. Kesatuan kontradiksi menjadi alat untuk melengkapi dua konsep pengertian yang saling berlawanan agar tercipta konsep baru yang lebih ideal. Karya utama : Phenomenology of Spirit pada tahun 1807. Dan contoh masalah yang dihadapi Hegel adalah ketika para penerjemah Inggris dari buku Phanomenologie des Geistes tidak pasti apakah mereka harus menerjemahkan "Geist" dengan "Roh" atau "Pikiran", meskipun istilah "Roh" dan "Pikiran" sangat berbeda dalam bahasa Inggris.Dan karya lainnya adalah Science of Logic pada tahun 1812–1816, Encyclopedia of the Philosophical Sciences pada tahun 1817–1830, Elements of the Philosophy of Right pada tahun 1821.
PEMIKIRAN
Karya-karya pemikirannya menunjukkan ketajaman serta keseimbangan daya berpikir yang luar biasa. Bagi Hegel tugas utama filsafat adalah memahami kenyataan sebagaimana adanya. Dia berkeyakinan bahwa kebenaran secara menyeluruh atau bagian- bagian dari kebenaran dapat ditelaah melalui penalaran yang wajar serta dimengerti.
Pemikiran Hegel tidak bisa dilepaskan dalam dialektika antara tesis, antitesis dan sintesis. Dalam bukunya Philosphy of Right, negara dan masyarakat sipil ditempatkan dalamkerangka dialektika itu yaitu keluarga sebagai tesis, masyarakat sipil sebagai antitesis dan negara sebagai sintesis.
Dialektika itu bertolak dari pemikiran Hegel bahwa keluarga merupakan tahap pertama akan adanya kehendak obyektif. Kehendak obyektif dalam keluarga itu terjadi karena cinta berhasil mempersatukan kehendak. Konsekuensinya, barang atau harta benda yang semula milik dari masing-masing individu menjadi milik bersama. Akan tetapi, keluarga mengandung antitesis yaitu ketika individu-individu (anak-anak) dalam keluarga telah tumbuh dewasa, mereka mulai meninggalkan keluarga dan masuk dalam kelompok individu-individu yang lebih luas yang disebut dengan masyarakat sipil (Civil Society). Individu-individu dalam masyarakat sipil ini mencari penghidupannya sendiri-sendiri dan mengejar tujuan hidupnya sendiri-sendiri. Negara sebagai institusi tertinggi mempersatukan keluarga yang bersifat obyektif dan masyarakat sipil yang bersifat subyektif.
Meskipun logika pemikiran Hegel nampak bersifat linear, namun Hegel tidak bermaksud demikian. Hegel memaksudkan bahwa dalam kerangka dialektika antara tesis, antitesis dan sintesis. Dalam kerangka teori dialektikanya ini, Hegel menempatkan masyarakat sipil di antara keluarga dan negara. Dengan kata lain, masyarakat sipil terpisah dari keluarga dan dari negara.
Masyarakat sipil bagi Hegel digambarkan sebagai masyarakat pasca Revolusi Perancis yaitu masyarakat yang telah diwarnai dengan kebebasan, terbebas dari belenggu feodalisme. Dalam penggambaran Hegel ini, Civil Society adalah sebuah bentuk masyarakat dimana orang-orang di dalamnya bisa memilih hidup apa saja yang mereka suka dan memenuhi keinginan mereka sejauh mereka mampu. Negara tidak memaksakan jenis kehidupan tertentu kepada anggota Civil Society seperti yang terjadi dalam masyarakat feodal karena negara dan Civil Society terpisahkan. Masyarakat sipil adalah masyarakat yang terikat pada hukum. Hukum diperlukan karena anggota masyarakat sipil memiliki kebebasan, rasio dan menjalin relasi satu sama lain dengan sesama anggota masyarakat sipil itu sendiri dalam rangka pemenuhan kebutuhan mereka. Hukum merupakan pengarah kebebasan dan rasionalitas manusia dalam hubungan dengan sesama anggota masyarakat sipil. Tindakan yang melukai anggota masyarakat sipil merupakan tindakan yang tidak rasional.
Dibawah ini merupakan peta pemikiran Hegel, diantaranya:
METAFISIKA DAN RUH ABSOLUT
Filsafat Hegel sering disebut sebagai puncak idealisme Jerman. Filsafatnya banyak diinspirasikan oleh Imanuel Kant dengan filsafat ilmunya ( filsafat dualisme), Kant melakukan pengkajian terhadap kebuntuan perseteruan antara Empirisme dan Rasionalisme, keduanya bagi Kant terlalu ekstrem dalam mengklaim sumber pengetahuan. “Revolusi Kantian” kemudian berhasil menemukan jalan keluarnya.
Hegel yang pada awalnya sangat terpengaruh oleh filsafat Kant tersebut kemudian menemukan jalan keluarnya melalui kontemplasi yang terus menerus. Ketertarikan Hegel sejak awal pada metafisika, meyakinkannya bahwa ada ketidak jelasan bagian dunia, bagi Bertrand Russell pemikirannya kemudian merupakan Intelektualisasi dari wawasan metafisika
Pada dasarnya filsafat Hegel mematahkan anggapan kaum empiris seperti John Lock, Barkeley dan David Hame. Mereka ( kaum empiris ) mengambil sikap tegas pada metafisika, bagi Lock metafisika tidak mampu menjelaskan basis fundamental filsafat atau Epistimologi ( bagaimana realitas itu dapat diketahui ) dan tidak dapat mencapai realitas total, pendapat ini diteruskan kembali oleh David Hume bahwa metafisika tidaklah berharga sebagai ilmu dan bahkan tidak mempunyai arti., baginya metafisika hanya merupakan ilusi yang ada diluar batas pengertian manusia.
Dengan metafisika kemudian Hegel mencoba membangun suatu sistem pemikiran yang mencakup segalanya baik Ilmu Pengetahuan, Budaya, Agama, Konsep Kenegaraan, Etika, Sastra, dll. Hegel meletakkan ide atau ruh atau jiwa sebagai realitas utama, dengan ini ia akan menyibak kebenaran absolut dengan menembus batasan-batasan individual atau parsial. Kemandirian benda-benda yang terbatas bagi Hegel dipandang sebagai ilusi, tidak ada yang benar nyata kecuali keseluruhan (The Whole).
Hegel memandang Realitas bukanlah suatu yang sederhana, melainkan suatu sistem yang rumit. Ia membangun filsafat melalui metafora pertumbuhan biologis dan perubahan perkembangan atau bisa disebut dengan organisme. Pengaruh konsep organisme pada diri Hegel, membuatnya memandang bahwa organisme merupakan model untuk memahami kepribadian manusia, masyarakat, institusi, filsafat dan sejarah. Dalam hal ini organisme dipandang sebagai suatu hirarki, kesatuan yang saling membutuhkan dan masing-masing bagian memiliki peran dalam mempertahankan suatu keseluruhan.
Segala sesuatu yang nyata adalah rasional dan segala sesuatu yang rasional adalah nyata (all that is real is rational and all that is rational is real) adalah merupakan dalil yang menegaskan bahwa luasnya ide sama dengannya luasnya realitas. Dalil ini berbeda dengan yang dinyatakan oleh keum empiris tentang realitas, “yang nyata” bagi kaum empiris secara tegas ditolak oleh Hegel, sebab baginya itu tidaklah rasional, hal tersebut terlihat rasional karena merupakan bagian dari aspek keseluruhan.
Hegel meneruskan bahwa keseluruhan itu bersifat mutlak dan yang mutlak itu bersifat spiritual yang lambat laun menjadi sadar akan dirinya sendiri. Jadi realitas pada kesendiriannya bukanlah hal yang benar-benar nyata, tetapi yang nyata pada dirinya adalah partisipasinya pada keseluruhan.
Dalam bukunya Phenomenologi of Mind (1807), Hegel menggambarkan tentang “yang mutlak” sebagai bentuk yang paling sempurna dari ide yang selanjutnya menjadi ide absolut. Ide absolut menurut Bertrand Russell adalah pemikiran murni, artinya adalah bahwa ide absolut merupakan kesempurnaan fikiran atau jiwa yang hanya dapat memikirkan dirinya sendiri. Pikirannya dipantulkan kedalam dirinya sendiri melalui kesadaran diri.
DIALEKTIKA
Dialektika merupakan metode yang dipakai Hegel dalam memahami realitas sebagai perjalanan ide menuju pada kesempurnaan. Menelusuri meteri baginya adalah kesia-siaan sebab materi hanyalan manifestasi dari perjalanan ide tersebut. Dengan dialektika, memahami ide sebagai realitas menjadi dimungkinkan. Dialektika dapat dipahami sebagai “The Theory of the Union of opposites” (teori tentang persatuan hal-hal yang bertentangan). Terdapat tiga unsur atau konsep dalam memahami dialektika yaitu pertama, tesis, kedua sebagai lawan dari yang pertama disebut dengan antitesis. Dari pertarungan dua unsur ini lalu muncul unsur ketiga yang memperdamaikan keduanya yang disebut dengan sinthesis. Dengan demikian, dialektika dapat juga disebutsebagai proses berfikir secara totalitas yaitu setiap unsur saling bernegasi (mengingkari dan diingkari), saling berkontradiksi (melawan dan dilawan), serta saling bermediasi (memperantarai dan diperantarai).
Untuk memahami proses triadic itu (thesis, Antitesis, dan sithesis), Hegel menggunakan kata dalam bahsa Jerman yaitu aufheben Kata ini memiliki makna “menyangkal”, “menyimpan” dan “mengangkat”. Jadi dialektika bagi Hegel bukanlah penyelesaian kontradiksi dengan meniadakan salah satunya tetapi lebihdari itu. Proposi atau tesis dan lawannya antitesis memiliki kebenaran masing-masing yang kemudian diangkat menjadi kebenaran yang lebih tinggi. Tj. Lavine menerangkan proses ini sebagai berikut:
1. Menunda klonflik antara tesis dan antitesis. 2. Menyimpan elemen kebenaran dari tesis dan antitesis.
3. Memgungguli perlawanan dan meninggikan konflik hingga mencapai kebenaran yang lebih tinggi.
Hagel memberikan contoh sebagai berikut “yang mutlak adalah yang berada murni (pure being)” yang tidak memiliki kualitas apapun. Namun yang berada murni tanpa kualitas apapun adalah “yang tiada (nothing)” ini merupakan regasi dari proposi atau tesis, oleh sebab itu kita terarah pada antitesis “yang mutlak adalah yang tiada”. Penyatuan antara tesis dan antitsis tersebut menjadi sinthesis yaitu apa yang disebut menjadi (becoming) maka “yang mutlak adalah yang menjadi”, sinthesis inilah kebenaran yang lebih tinggi.
Dialektika Hegel merupakan alternatif tradisional yang mengasumsikan bahwa proposi haruslah terdiri dari subjek dan predikat. Logika seperti ini bagi Hegel tidaklah memadai. Berikut contoh yang bisa sedikit menerangkan tentang hal tersebut, dalam logika tradisional terdapat proposi sebagai berikut Heru adalah seorang paman”, kata paman disini merupakan predikat yang dinyatakan begitu saja benar (benar dengan sendirinya), Heru tidak perlu mengetahui keberadaannya sebagai paman, maka dalam hal ini logika tradisional mengandung cacat. Hegel menggantinya dengan dialektika untuk menuju pada kebenaran mutlak, paman bagi Hegel tidaklah benar dengan sendirinya, sebab eksistensinya sebagai paman juga membutuhkan eksistensi orang lain sebagai keponakan. Dari perseteruan antara paman sebagai tesis dan keponakan sebagai antitsis maka tidaklah memungkinkan kebenaran parsial atau individual, kesimpulannya adalah kebenaran terdiri dari paman dan keponakan. Jika dialektika ini diteruskan akan mencap[ai kebenaran absolut yang mencakup keseluruhan.
Tidak ada kebenaran absolut tanpa melalui keseluruhan dialektika. Setiap tahap yang belakangan mengandung semua tahap terdahulu. Sebagaimana larutan, tak satupun darinya yang secara keseluruhan digantikan, tetapi diberi tempat sebagai suatu unsur pokok di dalam keseluruhan.
FILSAFAT SEJARAH
Setelah Hegel menyatakan bahwa yang sejati adalah rasional dan kemudian menerangkan tentang dialektika yang membawa ruh kepada titik absolut, maka kita kemudian akan di bawa pada pemahaman hakekat sejarah. Sejarah bagi Hegel dapat dipahami sebagai proses dialektika ruh. Filsafat sejarah Hegel merupakan perwujudan atau pengejewantahan dari ide universal menuju pada absolutisme dengan menjelaskan semua yang terjadi sebagai proses.
Bagi Hegel, sejarah berlaku pada kelompok bukan dalam individu. Searah berkaitan dengan jiwa manusia dan seluruh budayanya bukan dengan Ilmu dan tekhnologi seperti yang di jelaskan oleh para pemikir pencerahan. Hegel mengangap sejarah tidakah bergerak secara lurus terhadap kemajuan, namun ia bergerak secara dialektis melalui jalan melingkar.
Dalam The Philosophy of History Hegel mengatakan bahwa Esensi dari ruh adalah kebebasan, maka kebebasan adalah tujuan dari sejarah. Sejarah baginya merupakan gerak kearah rasionalitas dan kebebasan yang semakin besar. Hegel kemudian merumuskan perkembangan historis ruh, yang terbagi dalam tiga tahap: Pertama, Timur. Kedua, Yunani dan Romawi dan Ketiga, Jerman. Pada fase pertama kita akan temui bahwa yang bebas hanyalah satu orang, seperti yang kita lihat dalam monarki Cina dan Timur Tengah , lalu sejarah bergerak pada masa Yunani Kuno dan Romawi dimana yang bebas menjadi beberapa orang sebab masih ada pembedaan antara tuan dan budak maka bentuk yang sempurna adalah Jerman dimana yang bebas adalah semuanya Pemikiran Hegel mengarahkan kita pada pemahaman bahwa sejarah merupakan pergerakan penuh tujuan atas cita-cita Tuhan untuk kemanusiaan. Hegel pun memahami bahwa sejarah memang merupakan meja pembantaian dimana kesengsaraan, kematian , ketidakadilan dan kejahatan menjadi bagian dari panggung dunia. Namun Filsafat sejarah merupakan teodisi atau usaha untuk membenarkan tuhan dan mensucikan tuhan data tuduhan bahwa tuhan membiarkan kejahatan berkuasa di dunia. Dia menunjukkan anggapan yang salah tentang sejarah di sebabkan karena merekan hanya melihat permukaanya saja, tetapi mereka tidak melihat aspek Laten serta potensial dalam sejarah yaitu jiwa absolut dan esensi jiwa yaitu kebebasan.
NEGARA
Negara merupakan tema sentral dalam pembahasan tentang kehidupan dalam masyarakat politik. Sebagai seorang filosof, Hegel kemudian merumuskan bentuk negara ideal baginya, pandangannya tentang negara tersebut dapat dilihat pada dua karyanya yaitu The Philosopy of History dan The Philosopy of Law. Tentu saja pandangannya tentang negara tidak lepas dari sistem filsafat yang dibangunnya.
Hegel menunjukkan bahwa hakekat manusia dimasukkan dan diwujudkan dalam kehidupan negara-bangsa. Menurutnya, negara-bangsa merupakan totalitas organik (kesatuan organik) yang mencakup pemerintahan dan institusi lain yang ada dalam negara termasuk keseluruhan budayanya. Hegel juga menyatakan bahwa totalitas dari budaya bangsa dan pemerintahannya merupakan individu sejati. “Individu sejarah dunia adalah negara-bangsa”, maksudnya negara merupakan individu dalam sejarah dunia.
Negara merupakan manifestasi dari ide universal. Sedangkan individu (orang per orang) merupakan penjelmaan dari ide partikular yang tidak utuh, dan merupakan bentuk kepentingan yang sempit. Negara memperjuangkan kepentingan yang lebih besar, memperjuangkan/merealisasikan ide besar. keinginan negara merupakan keinginan umum untuk kebaikan semua orang, karenanya negara harus dipatuhi dan negara dapat memaksakan keinginannya pada warganya. Negara adalah “penjelmaan dari kemerdekaan rasional, yang menyatakan dirinya dalam bentuk objektif”.
Karena itulah negara yang dibentuk Hegel adalah absolut. Negara baginya bukan apa yang di gambarkan John Lock atau teoritisi-teoritisi kontrak sosial yang dibentuk dari kesepakatan bersama dari rakyatnya, Hegel berpendapat sebaliknya, negaralah yang membentuk rakyatnya. Hegel memang mensakralkan negara sampai ia menganggap bahwa sepak terjang negara di dunia ini sebagai “derap langkah Tuhan di bumi.
Dalam perspektif ini individu tidaklah dimungkinkan untuk menjadi oposisi negara sebab ia membawa kepentingan parsial. Negara adalah sumber budaya, kehidupan institusional dan moralitas. Hegel menyatakan dalam Reason of History: segala yang ada pada manusia, dia menyewa pada negara, hanya dalam negara dia mendapatkan jati dirinya. Maka tidak seorang pun bisa melangkah di belakang negara, dia mungkin bisa memisahkan diri dari individu lain namun tidak dari jiwa manusia.
Lalu dimanakah existensi individu ketika ia tidak lagi memiliki kekuasaan dan kebebasan? Hegel menjawabnya dengan membedakan kebebasan formal dan kebebasan substansial. Berikut ini penjelasanya:
1. Kebebasan formal merupakan kebebasan yang diasumsikan oleh kaum atomis di masa pencerahan, dimana individu terisolasi, kebebasan ini diraih dari sifat alamiah seperti: kehidupan, kebebasan dan properti (hak milik), kebebasan ini bersifat abstrak dan negatif. Bagi Hegel, inilah kebebasan dari penguasa yang menindas.
2. Kebebasan substansial adalah merupakan kebebasan ideal bagi Hegel, hal ini cita-cita moral masyarakat yang berasal dari kehidupan spiritual masyarakat tertentu. Kebebasan ini hanya dapat diraih dari negara, di sinilah cita-cita etika dan jiwa fundamental orang-orang dalam hukum-hukum dan institusi-institusinya dapat dicapai.
Dalam pandangan Hegel, jika kita membenci budaya kita dan tidak sependapat dengan cita cita dan institusi masyarakat kita maka kita berada dalam keterasingan. Keterasingan merupakan terdiri dari banyak komponen yaitu: perasaan menjadi asing diri, terputus dari perasaan sendiri ataupun identitasnya sendiri; perasaan tidak memiliki norma; tidak memiliki arti; lemah dan lain lain.Keterasingan yang dipahami Hegel merupakan kegagalan kehendak individu untuk beradaptasi dengan yang lebih besar yaitu kemauan masyarakat. Keterasingan merupakan kondisi dimana seseorang tidak bisa mengidentifikasikan diri dengan moralitas publik dan institusi masyarakat
PENUTUP
Filsafat ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai ke akar-akarnya. Sesuatu dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak terbatas. filsafat membahas segala sesuatu yang ada di alam ini yang sering dikatakan filsafat umum. sementara itu filsafat yang terbatas ialah filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat seni, filsafat agama, dan sebagainya.
Dalam filsafat hegel, kebenaran hakiki pelan-pelan akan terkuak seiring rentang evolusi sejarah perjalanan pemikiran filsafat.
Demikian pembahasan tokoh filsafat Hegel dalam makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Yuana, Kumara. 2010. The Greatest Philosophers. Jogyakarta:Andi Offset.
D.Aiken, Henry. 2009. Abad Ideologi . Jogjakarta:Relief.
Hadiwiyono, Sari Harun.2005.Sejarah Filsafat Barat 2.Yogyakarta: Kanisius.
Tag :
Filsafat Abad Modern,
Anaximander
By : Fitrah Ali Yusuf Abdillah
Anaximander
Biografi Anaximander
“ANAXIMANDROS” TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno, Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM. Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang
Biografi Anaximander
“ANAXIMANDROS” TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno, Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM. Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang
Tag :
Filsafat Yunani Kuno,